MATA INDONESIA, JAKARTA – Maraknya anggota Khilafatul Muslimin yang memprovokasi masyarakat untuk mendukung sistem kilafah dengan menggunakan konvoi sepeda motor harus diwaspadai sebagai kebangkitan gerakan separatis.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino melalui pernyataan tertulisnya, Rabu 1 Juni 2022.
“Kami hanya mengingatkan agar kita tidak mudah melupakan sejarah, bahwa konvoi hingga kampanye terbuka tentang kebangkitan khilafah islamiyah jika tidak ditangani secara serius bisa menjadi embrio kebangkitan mewujudkan Negara Islam Indonesia (NII) yang pernah ada dalam sejarah Indonesia,” ujar Arjuna.
Sebelumnya, NII juga pernah berupaya keras mendirikan negara Islam karena memiliki keyakinan yang kukuh sedang berjuang menjalankan perintah Tuhan.
Namun, lanjutnya, dalam pengadilan mahkamah darurat perang pada 14 hingga 16 Agustus 1962, para pendiri dan pengikut NII terbukti merencanakan menggulingkan pemerintahan Republik Indoensia yang sah.
Arjuna juga meminta perhatian terhadap kasus baiat NII yang baru saja terjadi di Sumatera Barat.
Menurut dia, NII telah membangun cabang, hingga rutin merekrut dan melatih pasukan.
Densus 88 menemukan bahwa anggota NII mencapai 1.125 orang, di mana sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif.
Sedangkan selebihnya anggota nonaktif yaitu sudah berbaiat namun belum aktif dilibatkan dalam kegiatan NII.
Jenis anggota yang satu ini sewaktu-waktu bisa diaktifkan saat mereka menyatakan perlu mengerahkannya.
Dia juga mengingatkan NII Cabang IV/Padang terbagi dalam 5 ranting/UD yang masing-masing beranggota sekitar 200 orang.
Dari jumlah total di Sumatera Barat, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 orang di Kabupaten Tanah Datar.
Hal itu menurut Arjuna menunjukkan NII sedang menyusun kekuatan dan bisa kapan saja meledak menjadi separatis.
NII adalah ancaman serius bangsa Indonesia hingga dekade mendatang. Semua elemen masyarakat harus waspada.