MATA INDONESIA, JAKARTA – Prospek perekonomian Indonesia dinilai masih bergerak positif pada tahun ini dan tahan banting. Hal itu diakui lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service (Moody’s) yang mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level Baa2/outlook stabil (Investment Grade) pada 10 Februari 2020.
“Prospek perekonomian tetap positif tersebut merupakan hasil sinergi bauran kebijakan yang selaras antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo seperti dikutip Rabu 12 Februari 2020.
Menurut Perry, Bank Indonesia tetap akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam menciptakan kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal. Hal itu juga akan mendukung momentum pertumbuhan ekonomi.
Dalam siaran persnya, Moody’s menyatakan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil serta rendahnya beban utang pemerintah serta disiplin fiskal yang konsisten dan penekanan pada stabilitas makroekonomi merupakan faktor kuncinya.
Namun, tantangan yang bakal dihadapi saat ini adalah penerimaan pemerintah yang rendah, ketergantungan pemerintah terhadap pendaan eksternal, serta kerentanan struktur ekonomi terhadap siklus komoditas.
Menurut Moody’s, produk domestik bruto (PDB) yang mencapai lebih dari 1 triliun dolar AS serta populasi penduduk lebih dari 260 juta jiwa, dengan kecepatan pertumbuhan populasi yang cukup pesat, mampu mendukung daya tahan ekonomi Indonesia dalam meredam tekanan.
Lembaga itu juga memprediksi kinerja ekonomi Indonesia akan mampu terus melampaui sebagian besar negara pada peringkat Baa, meskipun pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.
Moody’s menilai reformasi yang terus berlanjut mampu mengatasi secara gradual sejumlah tantangan seperti hambatan yang bersumber dari struktur ekonomi dan peraturan, sistem hukum dan peraturan yang perlu diperjelas, serta pasar keuangan domestik yang belum dalam.
Dalam beberapa tahun terakhir Moody’s juga mencatat reformasi lebih difokuskan pada pembangunan infrastruktur, terutama konektivitas transportasi, dan deregulasi kebijakan untuk mendorong investasi.
Pemerintah saat ini telah memperluas fokus reformasi dengan juga memberikan penekanan terhadap pengembangan sumber daya manusia, melalui kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi gap dalam bidang pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, terdapat pembaharuan fokus untuk memperbaiki kemudahan berusaha, melalui perubahan peraturan ketenagakerjaan dan perpajakan, serta penyederhanaan kebijakan dan prosedur.
Moody’s memprakirakan utang Pemerintah tetap stabil di kisaran 30 persen PDB dalam jangka pendek maupun menengah. Pada sisi eksternal, Moody’s memprakirakan transaksi berjalan Indonesia tetap berada pada tingkat yang moderat dibandingkan negara peer peringkat Baa.
Lebih lanjut, bantalan eksternal juga dinilai memadai untuk menjaga ketahanan ekonomi dari berbagai tekanan, yang dicerminkan oleh kecukupan cadangan devisa yang kuat. Moody’s sebelumnya meningkatkan sovereign credit rating Indonesia menjadi Baa2 outlook stabil, dari Baa3 outlook positif (Investment Grade) pada 13 April 2018