Mantap, Sniper Asal Kanada Gabung dengan Tentara Ukraina

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Ukraina kedatangan salah satu penembak jitu alias sniper paling mematikan di dunia. Sniper yang dijuluki Wali itu bersumpah membantu Ukraina dalam melawan Rusia sebagai pejuang sukarela.

Ini bukan kali pertama Wali bertempur. Sebelumnya ia melakukan perjalanan ke Irak seorang diri untuk berperang melawan ISIS tahun 2015, demikian dilaporkan media Inggris, The Sun.

Pria berusia 40 tahun itu juga dua kali dikerahkan ke Afghanistan sebagai sebagai penembak jitu dengan Angkatan Bersenjata Kanada antara 2009 dan 2011. Kini ia tiba di Ukraina dan meninggalkan istri dan bayi laki-lakinya – yang akan merayakan ulang tahun pertamanya tanpa dia minggu depan, di Kanada.

Wali mengatakan bahwa ia dihubungi oleh seorang teman pada Jumat pekan lalu yang telah mengorganisir konvoi netral bantuan kemanusiaan selama beberapa bulan untuk membawa makanan ke wilayah Donbas yang diduduki.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka membutuhkan penembak jitu. Ini seperti petugas pemadam kebakaran yang mendengar alarm berdering. Saya harus pergi,” kata Wali kepada publikasi Prancis-Kanada, La Presse.

“Aku tahu, itu mengerikan. Tapi di kepala saya, ketika saya melihat gambar kehancuran di Ukraina, anak saya yang saya lihat, dalam bahaya dan yang menderita. Itulah yang saya lihat. Saya pergi ke sana karena alasan kemanusiaan,” sambungnya.

Sang istri yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk alasan keamanan, mengatakan bahwa ia sejatinya enggan mengizinkan suaminya pergi.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka membutuhkan penembak jitu. Ini seperti petugas pemadam kebakaran yang mendengar alarm berdering. Saya harus pergi,” kata Wali kepada publikasi Prancis-Kanada, La Presse.

Dia meninggalkan istri dan bayi laki-lakinya, yang akan merayakan ulang tahun pertamanya tanpa dia minggu depan.

“Aku tahu, itu mengerikan,” katanya, melansir News.com.au, Kamis, 10 Maret 2022.

“Tapi saya, di kepala saya, ketika saya melihat gambar kehancuran di Ukraina, anak saya yang saya lihat, dalam bahaya dan yang menderita.

“Ketika saya melihat bangunan yang hancur, orang yang memilikinya, yang melihat dana pensiunnya hangus, itulah yang saya lihat. Saya pergi ke sana karena alasan kemanusiaan.”

Istrinya, yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk alasan keamanan, mengatakan dia dengan enggan mengizinkannya pergi.

“Saya tahu bahwa jika saya tidak melepaskannya, saya akan menghancurkannya. Itu akan seperti memasukkannya ke penjara,” kata istri Wali.

Wali mengatakan kepada CBC bahwa ia dan tiga mantan tentara Kanada lainnya yang melakukan perjalanan bersamanya disambut dengan pelukan, jabat tangan, bendera, dan foto oleh orang Ukraina setelah mereka melintasi perbatasan.

“Mereka sangat senang memiliki kami. Sepertinya kita langsung berteman,” kata Wali.

Wali yang sempat berjuang bersama suku Kurdi dalam melawan ISIS di Suriah beberapa tahun lalu, mengatakan dia melakukan perjalanan ke Ukraina karena ingin membantu negara bekas bagian Uni Soviet itu.

“Saya ingin membantu mereka. Sesederhana itu. Saya harus membantu karena ada orang di sini yang dibombardir hanya karena mereka ingin menjadi orang Eropa dan bukan orang Rusia,” tambahnya.

Sejak menyeberang ke Ukraina, dia dan veteran lainnya berlindung di rumah yang ditinggalkan, sebelum berhubungan dengan pihak berwenang Ukraina.

Sepanjang perjalanan kariernya, Wali bertempur di Resimen ke-22 Kerajaan Kanada, melakukan tur ke Afghanistan, Suriah, dan Irak. Menariknya, Wali merupakan ilmuwan komputer di negaranya, Kanada.

Bahkan untuk seorang veteran tempur berpengalaman seperti Wali, kecepatan perubahan hidupnya dalam beberapa hari terakhir masih mengejutkan.

“Sepekan yang lalu saya masih memprogram hal-hal. Sekarang saya mengambil rudal antitank di gudang untuk membunuh orang sungguhan … Itulah kenyataan saya sekarang,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyerukan warga dunia untuk bergabung bersama Ukraina dalam perang melawan invasi Rusia. Ia mengatakan bahwa mereka yang ingin bergabung dapat menghubungi atase pertahanan di setiap Kedutaan Besar Ukraina.

“Semua orang asing yang ingin bergabung dengan perlawanan terhadap penjajah Rusia dan melindungi keamanan internasional diundang oleh pemerintah Ukraina untuk datang ke wilayah kami untuk bergabung dengan barisan pasukan teritorial kam,” tutur Presiden Zelenskyy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini