MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diramalkan berbalik menguat pada perdagangan Selasa 17 September 2019.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa mata uang garuda akan menguat pada kisaran Rp 13.990 hingga Rp 14.070 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagai perbandingan, Rupiah ditutup melemah pada Senin di posisi Rp14.040 per dolar AS atau turun 0,54 persen.
Ibrahim mengatakan bahwa penguatan rupiah akan disebabkan oleh sejumlah sentimen dari eksternal dan internal di antaranya sebagai berikut.
Pertama, investor (pelaku pasar) masih menunggu hasil pertemuan bank sentral di AS dan Jepang minggu ini. The fed diperkirakan akan menurunkan uku bunga lagi pada pertemuan kebijakan dua hari yaitu Kamis dan Jumat.
“Pelaku pasar juga memperkirakan Bank of Japan akan mendorong suku bunga lebih jauh ke wilayah negatif, dengan sepertiga ekonom yang disurvei oleh Reuters pekan lalu memperkirakan stimulus akan meningkat,†kata dia kemarin sore.
Kedua, perkembangan perdagangan AS dan Tiongkok juga tetap dalam sorotan. Pejabat AS dan pejabat Cina dilaporkan akan bertemu minggu ini, menjelang pembicaraan yang direncanakan antara negosiator perdagangan senior pada bulan Oktober.
Sementara dari dalam negeri, gerak rupiah akan dipengaruhi oleh data BPS soal Neraca perdagangan Indonesia (NPI) pada Agustus 2019 yang surplus sebesar 85,1 juta dolar AS atau membaik dari posisi Juli 2019 yang mengalami defisit sebesar 63,5 juta dolar AS.