MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Mantan Perdana Menteri, Gordon Brown mengomentari situasi Inggris saat ini. Menurutnya, Negeri Ratu Elizabeth bila tak direformasi secara fundamental, maka berpeluang menjadi negara gagal.
Brown menilai, banyak warga Inggris yang kini sudah kehilangan kepercayaan pada cara pemerintah dalam mengatur negara. Inggris kini dikelola dengan cara yang hanya berfokus pada kepentingan kalangan elite London.
“Saya yakin pilihannya untuk Inggris sekarang adalah antara menjadi negara yang direformasi atau negara yang gagal. Memang Skotlandia adalah titik di mana ketidakpuasaan begitu dalam sehingga menjadi ancaman bagi berakhirnya Inggris Raya,” tulis Gordon Brown dalam surat kabar Daily Telegraph, melansir Reuters, Senin, 25 Januari 2021.
“Siapa di London yang memikirkan hal itu? ‘Itu adalah suatu pertanyaan umum yang sering diulang, yang mencerminkan rasa frustrasi orang-orang di komunitas terpencil yang merasa bahwa mereka merupakan orang-orang yang terlupakan, yang hampir tidak terlihat oleh Whitehall (pemerintah Inggris),” sambungnya.
Krisis Brexit –memisahkan diri dari Eropa, yang telah berlangsung selama lima tahun, ditambah krisis virus corona telah melemahkan obligasi yang mengikat Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara menjadi ekonomi dengan nilai ekonomi tiga triliun USD.
Brown yang menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris periode 2007 hingga 2010 itu menambahkan, pemerintah Inggris harus mereformasi dan menemukan formula yang tepat untuk mengembalikan Inggris seperti sedia kala.
“Terpukul oleh Covid-19, terancam oleh nasionalisme, dan tidak pasti apa yang dijanjikan ‘Inggris Global’ pasca-Brexit, Inggris harus segera menemukan kembali apa yang menyatukannya dan memilah apa yang membuat kita terpisah,” tuntasnya.