MATA INDONESIA, JAKARTA – Mantan aktivis Organisasi Papua Merdeka (OPM), John Norotouw, menyatakan integrasi Papua ke Indonesia sudah final. Papua merupakan salah satu bagian integral dari NKRI.
“Saya menegaskan kehadiran Papua dalam Indonesia ini adalah sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan yang Mahakuasa. Papua adalah salah satu perekat kuat tali nasionalisme yang dibangun diatas rasa cinta persaudaraan,” katanya, dikutip Kamis 2 Desember 2021.
Ia pun mengingatkan agar sejarah Papua jangan dijadikan polemik, namun harus dipelajari dengan baik agar tidak salah. Menurutnya, masa depan Papua kini ada di tangan para generasi muda.
“Jadi sekarang ini, generasi penerus untuk mengerti bahwa masa depan ada di tangan anak-anak Papua untuk lebih baik,” ujarnya.
Hal senada diutarakan Koordinator PPI Dunia Kawasan Asia-Oseania Achyar Al Rasyid. Ia menegaskan bahwa peringatan hari OPM pada 1 Desember hanya ilusi saja.
Pasalnya, berdasarkan Hukum Internasional maupun sejarah tidak ada yang bisa membenarkan. “Itu semua adalah ulah penjajah Belanda yang bermanuver agar Papua Barat merdeka,” katanya.
Namun, Belanda sendiri tidak ada dokumen yang menjelaskan Papua merdeka. Bahkan kalau dilihat dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, warga Papua juga ikut berjuang untuk memerdekakan NKRI.
“Bahkan, dalam sejarah sumpah pemuda. Tetap, Papua adalah bagian dari NKRI,” ujarnya.
Achyar berpandangan pembangunan di Papua sangat baik terlebih di era Jokowi saat ini. Di antaranya, penyelenggaraan PON yang sukses, memperkuat entrepreneur warga Papua, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol sebagai penghubung, dan lainnya.
“Upaya tersebut sebagai bukti bahwa Pemerintah tengah menggenjot bangunan di Papua. Bagaimanapun juga di Pemerintahan Jokowi, dengan adanya dana Otsus pembangunan sangat pesat,” katanya.
Bahkan, di sektor pariwisata Papua sudah menjadi tujuan destinasi pariwisata mancanegara. Dengan pesatnya pembangunan diharapkan bisa memberikan efek pembangunan lainnya di Papua.
Dirinya mengatakan bahwa salah satu tugas pelajar khususnya pelajar di luar negeri harus menjaga nama baik bangsa. Untuk itu, lanjutnya, bagi yang belajar di luar negeri agar mempererat persaudaraan dan saling memonitoring.
“Jangan sampai, ada yang terpengaruh dengan ajakan atau penggalangan oleh kelompok separatisme. Tentunya, perlu diingat setelah belajar di Luar Negeri jangan lupa pulang membangun Papua dan NKRI,” ujarnya.
Salah satu solusi ke depan adalah perlu menyampaikan realita positif Indonesia atau Papua dengan bahasa Internasional. Pasalnya, baik di medsos maupun media asing banyak yang memojokkan nama baik Pemerintahan Indonesia yang dikaitkan dengan Papua.
“Mari kita sampaikan fakta, berita positif tentang Papua dan Indonesia bahasa Internasional atau bahasa Inggris,”katanya.