Makna Prosesi Adat Tepung Tawar di IKN Saat Menyambut Jokowi

Baca Juga

MATA INDONESIA, PENAJAM – Ada satu tradisi dan kearifan lokal yang tampil saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo tiba di kawasan Titik Nol Kilometer Ibu Kota Negara (IKN), kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin 14 Maret 2022.

Jokowi disambut prosesi adat tepung tawar dan prosesi lainnya yang bermakna harapan agar Jokowi dan proyek IKN dijauhkan dari marabahaya dan mendapatkan perlindungan dari Yang Mahakuasa.

Tradisi Tepuk Tepung Tawar adalah upacara adat Melayu Riau peningalan raja-raja terdahulu. Tradisi Tepuk Tepung Tawar merupakan bentuk rasa syukur atas terkabulnya suatu keinginan atau usaha.

Tradisi Tepuk Tepung Tawar dilakukan pada acara-acara tertentu, misalnya: pernikahan, menempati rumah baru, mengendarai kendaraan baru, maupun  khitanan. Bagi orang Melayu, Tepuk Tepung Tawar merupakan adat yang “harus” dilaksanakan.

Mereka memiliki pepatah yang mengungkapkan “Kalau buat keje nikah kawin, kalau belum melaksanakan acara tepuk tepung tawar (dalam bahasa Melayu: tepung tawo) belum sah (afdal) acara yang dilaksanakan”.

Tradisi ini digunakan sebagai bentuk ungkapan luapan kegembiraan untuk orang-orang yang mempunyai hajat atau upacara adat.  Bahan Tepuk Tepung Tawar Barang yang harus dipersiapkan adalah beras kunyit, beras putih, beras bertih, air tepung tawar, inai yang digiling, daun perinjis (percikan), serta mangkuk sebagai wadah.

Setiap bahan yang digunakan dalam tepuk tepung tawar memiliki makna masing-masing. Beras kunyit melambangkan supaya diberikan kemurahan rezeki, sedangkan beras putih melambangkan kesucian.

Setelah prosesi tersebut, Jokowi dan Ibu Negara tampak menyapa para pejabat daerah setempat sambil diiringi tarian tradisional selamat datang atau Tari Kanjar Ganjur dari Kesultanan Kutai Kartanegara. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu kehormatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini