MATA INDONESIA, JAKARTA – Kemunduran Mahathir Mohammad dari jabatan Perdana Menteri Malaysia tidak serta merta memenuhi janjinya sekitar dua tahun lalu saat terpilih. Apalagi setelah Anwar Ibrahim selaku Presiden Parti Keadilan Rakyat mengeluarkan pernyataan merasa telah dikhianati rekan-rekan di Koalisi Pakatan Harapan.
Seperti diketahui, Pakatan Harapan adalah koalisi partai yang dibentuk untuk menghadapi koalisi partai Barisan Nasional yang selalu berkuasa di Malaysia.
“Kami terkejut dengan hal tersebut, itu adalah pengkhianatan karena ada janji (untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dari PM Mahathir Mohamad),” kata Anwar di kediamannya Bukit Segambut, Minggu 23 Februari 2020 yang dikutip Malaysia Kini, 24 Februari 2020.
Menurut Anwar sejak Minggu malam dia mengaku merasakan upaya pengkhianatan tersebut sedang berlangsung.
Saat dilantik 2018, Dr M -begitu Mahathir biasa dipanggil- menyatakan tidak akan menjabat Perdana Menteri Malaysia hingga masa jabatannya berakhir.
Dengan alasan usia yang sudah di atas 90 tahun dia menyatakan akan menyerahkan jabatan tersebut kepada Anwar Ibrahim rekan satu koalisi di Pakatan Harapan.
Hal itu juga dia tegaskan saat diwawancarai media Australia, The Sydney Morning Herald 4 November 2019 saat menghadiri KTT ASEAN di Bangkok.
“Benar, saya akan menyerahkan kepada dia,” kata Mahathir saat ditanya apakah dia akan menyerahkan estafet kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.
Namun selain kepada Anwar, belakangan Mahathir juga dikabarkan akan memberikan jabatan itu kepada Menteri Ekonomi Azmin Ali. Hal itu menjadi kesimpulan publik karena Mahathir sering memberi jawaban yang berubah-ubah soal janjinya itu.