Macron Masih Sakit Hati dengan Australia

Baca Juga

MATA INDONESIA, ROMA – Presiden Prancis, Emmanuel Macron tampaknya belum benar-benar bisa melupakan kejadian di mana Australia secara mengejutkan membatalkan kesepakatan bernilai 40 miliar USD dengan Prancis dengan Grup Angkatan Laut Prancis untuk membangun armada kapal selam konvensional.

Macron pun mengatakan bahwa Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbohong kepadanya atas pembatalan kontrak pembangunan kapal selam pada September. Ia juga mengindikasikan lebih banyak upaya diperlukan untuk membangun kembali kepercayaan antara kedua negara.

Kedua pemimpin negara tersebut bertemu pada KTT G20 di Roma, Italia, untuk yang pertama kalinya sejak Australia membatalkan kesepakatan tersebut – dan memutuskan membentuk aliansi keamanan baru dengan Inggris dan Amerika Serikat yang diresmikan September.

Aliansi, yang dikenal dengan AUKUS, yang dapat memberi Australia akses ke kapal selam bertenaga nuklir, membuat Paris murka. Prancis bahkan menarik duta besarnya dari Washington dan Canberra di tengah tuduhan bahwa Prancis telah dikhianati.

“Saya tidak berpikir, saya tahu,” kata Macron menanggapi pertanyaan apakah dia mengira Morrison telah berbohong kepadanya, melansir Reuters, Senin, 1 November 2021.

“Saya sangat menghormati negara Anda,” katanya dalam komentar pada Minggu (31/10) kepada sekelompok wartawan Australia yang telah melakukan perjalanan ke Italia untuk menghadiri pertemuan puncak para pemimpin G20.

“Saya memiliki banyak rasa hormat dan banyak persahabatan untuk warga Anda. Saya hanya mengatakan ketika kami memiliki rasa hormat, Anda harus jujur ​​dan Anda harus berperilaku sejalan, dan konsisten, dengan nilai ini,” katanya.

Sementara Morrison menegaskan bahwa ia tidak berbohong kepada Macron. Ia bahkan mengaku telah menjelaskan kepada Presiden Prancis itu bahwa kapal selam konvensional tidak akan lagi memenuhi kebutuhan Australia.

Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce mendesak Prancis untuk melihat masalah ini dalam perspektif. “Kami tidak mencuri sebuah pulau, kami tidak merusak Menara Eiffel. Itu adalah kontrak,” kata Joyce kepada wartawan di Moree, barat laut Sydney.

“Kontrak memiliki syarat dan ketentuan, dan salah satu syarat, ketentuan, serta proposisi itu adalah Anda mungkin keluar dari kontrak,” ucapnya.

Joyce berbicara hanya beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne bertemu dengan duta besar Prancis untuk Canberra. Payne mengatakan pertemuan selama satu jam mereka berfokus pada upaya untuk memperbaiki hubungan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program Makan Bergizi Gratis Strategi Utama Percepat Penurunan Stunting

Oleh: Zabilla Wulandari )* Pemerintah Indonesia semakin memperkuat komitmennya untuk menurunkan prevalensi stunting melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program...
- Advertisement -

Baca berita yang ini