Lebaran Tahun 2023 Boncos, PHRI DIY Sebut Penurunan Okupansi Hotel Capai 50 Persen

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Lebaran 2023, jumlah okupansi hotel di Jogja justru mengalami penurunan. Bahkan target yang dicapai tahun ini untuk mencapai 90 persen, gagal dilakukan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan pada periode H-2 sampai H+3 Lebaran tahun lalu hunian hotel mencapai 75 persen, sedangkan tahun ini hanya 50 persen.

“Ada penurunan dibandingkan tahun lalu. Kami baru menganalisis penyebabnya. Pergeseran pilihan belum bisa kami pastikan,” ucapnya, 1 Mei 2023.

Jika ada wisatawan yang menilai harga hotel di DIY mahal, menurutnya itu karena mereka hanya melihat harga secara online, belum datang langsung ke hotel.

“Ada beberapa pilihan harga kamar tergantung dari kelasnya. Kami sudah sepakat harga publish rate lama (sebelum pandemi),” katanya.

Di sisi lain, Deddy memprediksi adanya rentetan aturan saat ASN dilarang menggelar buka bersama seperti arahan dari Presiden Joko Widodo.

Hal ini yang mendesak para ASN untuk berpikir ulang membelanjakan uangnya hanya untuk buka bersama.

Tak hanya itu, terkait kasus flexing atau pamer kekayaan para pejabat yang mencuat dan jadi bahan hujatan netizen membuat para ASN berpikir dua kali untuk menghabiskan uang pada kegiatan tersebut.

“Jadi ASN mau menginap atau wisata di hotel itu takut dianggap glamor. Nah ini bisa jadi beban untuk ASN sendiri,” ujar Deddy.

ASN sendiri, bagi Deddy merupakan kelompok pemerintahan yang menggerakkan perekonomian.

“Sementara kan ASN, pemerintah yang punya uang. Jadi perekonomian kita sebetulnya masih tergantung dari pemerintah, bagaimana menggerakkan sektor ekonomi, yang masih mempunyai daya beli tinggi itu kan ASN karena mempunyai cadangan gaji 13 dan sebagainya,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini