Lebaran, PT KAI Angkut 4,6 Juta Lebih Penumpang

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Berkah ramadan dan Idul Fitri 2019 sangat dirasakan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Hingga Senin 10 Juni 2019, korporasi pelat merah tersebut mengangkut lebih dari 4,6 juta penumpang.

Bahkan menurut Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, jumlah itu akan terus meningkat. Karena masa angkutan Lebaran 2019 untuk KAI yaitu selama 22 hari yakni dari 26 Mei 2019 (H-10) hingga 16 Juni 2019 (H+10).

“Sampai pagi tadi (Senin Juni 2019, yang terangkut sudah 4,6 juta penumpang,” kata Edi di Stasiun Cirebon, Senin 10 Juni 2019.

Dia menjelaskan KAI sendiri selama masa angkutan Lebaran telah menargetkan bisa mengangkut sebanyak 6,4 juta pengguna jasa. “Ini kan masih jalan, prediksi kita selama masa angkutan Lebaran itu 6,4 juta totalnya,” kata Edi.

Menurut Edi prediksi puncak arus balik yaitu pada Minggu 9 Juni kemarin, akan tetapi sampai hari Senin 10 Juni 2019, pengguna jasa masa terus tinggi.

Baik untuk mudik atau kereta yang arah ke Jawa, maupun balik yaitu kereta arah Jakarta masih tinggi dan ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi jajaran KAI. “Prediksi puncak kemarin hari Minggu ternyata penumpang terus tinggi sampai hari ini di semua Daop,” katanya.

Sementara untuk prediksi peningkatan penumpang Lebaran tahun 2019 ini yaitu 4 persen dibandingkan Lebaran 2018. Namun untuk di kereta itu kata Edi mempunyai istilah penumpang dinamis.

“Yaitu kereta dari Jakarta menuju Semarang ada yang turun di Cirebon, terus ada yang naik lagi dari Cirebon ke Semarang. Dan kalau dilihat dari jumlah penumpangnya secara dinamis itu naik 9 persen,” kata Edi.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini