MATA INDONESIA, JAKARTA – Layaknya berperang, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan kapal perang corvett dan frigate hadapi kapal coast guard Cina yang mengawal kapal-kapal ikan mereka di Kawasan Natuna. Bukan itu saja, TNI juga menurunkan kekuatan tempur udaranya.
Selasa 9 Juni 2020, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Usman Harun 359 bahkan mengawasi dengan ketat manuver kapal-kapal dari negeri tirai bambu tersebut.
Selain Usman Harun, TNI AL juga menyiagakan kapal-kapal perang jenis Corvett dan frigate seperti KRI Tjiptadi 381, KRI Teuku Umar 385, KRI John Lie 358, KRI Sutendi Senoputra 378, KRI Usman-Harun 359, kapal KRI Ahmad Yani 351, KRI Karel Satsuit Tubun 356. Bahkan KRI Tarakan 905 juga diterjunkan sebagai kapal tanker.
Bukan cuma kapal perang, TNI menerjunkan pesawat intai maritim Boeing 737 ‘Camar Emas’ dari Skadron Udara 5. Pesawat itu mampu mendeteksi sasaran di permukaan dan udara sejauh 256 mil laut (Nm).
Selain itu disiagakan pula empat F-16 dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin untuk melakukan patroli udara.
Laut Natuna memiliki kekayaan yang luar biasa sehingga Indonesia harus menjaga ketat wilayah tersebut agar tidak dikuasai negara lain.
Berdasarkan United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS), Perairan Laut Natuna bagian utara merupakan perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.