MATA INDONESIA, NEW YORK – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa varian Delta sama menularnya dengan penyakit cacar air dan dapat menyebabkan penyakit parah.
Perkembangan terbaru datang ketika Presiden AS, Joe Biden mengatakan bahwa kemungkinan besar pedoman atau pembatasan baru akan diberlakukan sebagai tanggapan atas kebangkitan kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam.
Varian Delta disinyalir menjadi alasan dari ledakan infeksi tidak hanya di AS, tetapi juga di seluruh dunia, termasuk di beberapa negara Asia di mana kasus telah melonjak ke sistem perawatan kesehatan yang luar biasa.
Di Cina, otoritas kesehatan melaporkan bahwa lonjakan infeksi paling serius di negara itu dalam beberapa bulan menyebar ke dua wilayah lain – yakni provinsi Fujian dan kota besar Chongqing, dengan setidaknya 200 kasus terkait dengan kluster Delta di Nanjing.
Untuk diketahui, varian Delta – yang pertama kali diidentifikasi di India, lebih mudah menular daripada virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman, dan cacar, demikian laporan tersebut. Dokumen CDC menegaskan bahwa perang telah berubah seiring dengan munculnya varian Delta.
Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan kepada Times bahwa penelitian baru menunjukkan orang yang divaksinasi dan terinfeksi varian Delta membawa sejumlah besar virus di hidung dan tenggorokan.
Sebuah studi CDC baru yang diterbitkan (30/7) menunjukkan bahwa tiga perempat orang yang terinfeksi Covid-19 di acara-acara publik di daerah Massachusetts telah divaksinasi sepenuhnya. Fakta ini menunjukkan bahwa varian Delta sangat menular.
Untuk itu, pemerintah AS meminta warganya yang telah divaksinasi untuk tetap mengenakan masker di area publik. Selain itu untuk mendorong warganya divaksinasi, pemerintah AS memberikan intensif sebesar 100 USD atau sekitar 1,4 juta Rupiah bagi mereka yang baru divaksin.