Lapan Sebut Polusi DKI Lebih Tinggi dari Bangkok, Ini Kata KLHK

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) angkat bicara terkait laporan citra satelit milik LAPAN yang menyebut polusi Jakarta lebih tinggi dari Bangkok Thailand dan Singapura.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah mengatakan kualitas udara di Singapura lebih bagus dari Jakarta. Namun, hal itu berbeda jika dibandingkan Bangkok.

“Kalau kualitas udara Singapura umumnya lebih bagus dari Jakarta, sementara Bangkok lebih jelek dari Jakarta,” ujarnya.

Secara umum, Karliansyah memandang kualitas udara di Jakarta tidak buruk dan tidak jelek. “Berdasarkan data yang ada masih pada kategori sedang,” katanya.

Sebelumnya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkap bahwa berdasarkan citra satelit dari The Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) kondisi polusi udara di Jakarta pada Selasa 9 Juli 2019 pagi cukup tinggi. Tingkat polusi udara di DKI lebih tinggi dibanding di Singapura dan Bangkok.

Penghitungan tingkat polusi udara ini didasarkan pada sebaran partikel padat di udara ukuran di bawah 2,5 mikrometer (PM2,5) dan 10 mikrometer (PM10). Citra satelit ini diambil pada pukul 08.00 WIB.

“Di Jakarta cukup berpolusi pagi ini sekitar 180 mikrogram per meter kubik, di banding Singapura & Bangkok yang cuma 28 & 35 mikrogram per meterkùbik,” demikian keterangan dari Peneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) LAPAN, Dony Kushardono, di akun Instagram-nya, @donykushardono.

Dia mengatakan kota lain juga mengalami polusi udara. Kondisi ini ditandai warna oranye. “Beberapa kota seperti Medan & Surabaya juga nampak udaranya berpolusi sekitar 75 mikrogram per meterkubik,” katanya.

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini