MINEWS, INTERNASIONAL – The Great March of Return, unjuk rasa massal yang rutin dilakukan warga Gaza setiap bulan Maret lagi-lagi berakhir rusuh.
Satu hal yang tak bisa ditoleransi dalam aksi pada Sabtu 30 Maret 2019 kemarin, yaitu perbuatan militer Israel yang diduga dengan sengaja menargetkan serangan kepada para wartawan Palestina yang meliput demonstrasi tersebut.
Menurut Koordinator Komite Dukungan Wartawan Palestina, Saleh Al Masri, wartawan yang hadir dalam aksi protes tersebut sudah mematuhi semua standar keselamatan yang ditetapkan Israel. Namun, masih saja menjadi target penyerangan.
“Tujuh jurnalis Palestina terluka, termasuk seorang wanita,” ujar Al Masri, seperti dikutip dari Maan News, Minggu 31 Maret 2019.
Luka paling parah dialami Muhammad Abu Hay dan Muhammad Balour, yang ditembak dan terluka oleh peluru baja berlapis karet.
Sedangkan lainnya, Alaa al-Namle, Abdullah Izzara, Muhammad Qundil, Dalia al-Khuwali, dan Alaa al-Darbi menderita luka-luka akibat terkena tembakan gas air mata.
Empat warga Palestina terbunuh dan sekitar 207 lainnya terluka oleh pasukan Israel selama protes memperingati Hari Tanah dan kembalinya pawai di sepanjang perbatasan timur Gaza.