MATA INDONESIA, LONDON – Kanselir Kwarsi Kwarteg berusaha menyalahkan kematian Ratu Elizabeth II karena anggaran mininya yang gagal hingga menimbulkan gejolak keuangan dan menaikkan suku bunga hipotek.
Kwarteg mengatakan masa berkabung nasional menambah tekanan untuk keputusannya dalam menyelamatkan ekonomi Inggris.
Pada konferensi partai Birmingham, Tory terlibat perang saudara ketika para menteri senior memperebutkan pemotongan tunjangan, pemotongan pajak, dan menaikkan usia pensiun.
Perdana Menteri Liz Truss yang berada dalam keadaan terkepung, dua kali menolak untuk mengatakan apakah dia mempercayai Kanselir Kwarteg atau tidak.
Menteri Dalam Negeri Suella Braverman menuduh rekan-rekan Tory melancarkan ‘kudeta’ terhadap PM setelah memaksanya melakukan rencana putar balik yang memalukan untuk memangkas tarif pajak di Inggris.
Namun Truss mengambil risiko melepaskan kekacauan baru setelah memberi isyarat bahwa dia ingin meluncurkan upaya lain untuk menghapus tarif yang lebih tinggi.
Para menteri kabinet menekan Perdana Menteri untuk mengangkat tunjangan sejalan dengan inflasi, namun Truss menolak langkah tersebut.
PM Truss khawatir kebijakan tersebut dapat memicu ketakutan di antara keluarga yang berekonomi rendah. Ia juga khawatir dengan kebijakan tersebut, orang tua terpaksa bekerja lebih lama.
Melansir dari Mirror, Kwarteg mengatakan “Kami melakukannya dengan sangat cepat, dan Anda harus mengingat konteksnya. Apa yang luar biasa tentang bulan itu adalah bahwa kami memiliki pemerintahan baru dan juga kami memiliki kematian yang menyedihkan dari Yang Mulia Ratu Elizabeth II, jadi kami memiliki bangsa yang berkabung dan kemudian secara harfiah empat hari, saya pikir setelah pemakaman, kami memiliki anggaran mini.”
Truss merasa terguncang setelah rekan-rekannya mengecam penolakannya untuk menjamin pembayaran kesejahteraan akan meningkat sejalan dengan inflasi yang saat ini berada di angka 9,9 persen.