MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok separatis dan teroris (KST) Papua kembali melakukan kontak tembak dengan personel gabungan TNI-Polri di wilayah Intan Jaya, Papua pada Jumat 5 November lalu. Dalam kontak senjata itu seorang anggota KST Papua tewas tertembak.
“Benar terjadi kontak tembak dan informasinya dari KST Papua 1 MD (meninggal dunia),” kata Kepala Operasi Nemangkawi, Brigjen Ramdani Hidayat.
Meski kerap terjadi kontak tembak antar TNI-Polri dengan KST Papua, namun penyelesaian konflik sebenarnya juga bisa diselesaikan melalui cara lain. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa penumpasan KST Papua juga memerlukan pendekatan yang komperhensif dan melibatkan pihak lain.
“KST Papua tidak bisa ditumpas hanya dengan satu pendekatan, perlu pendekatan yang komprehensif dan melibatkan banyak pihak. Soft approach perlu dilakukan untuk merangkul KST Papua supaya kembali ke NKRI, bagi yang tidak mau dan melakukan perlawanan dan kekerasan maka harus ditindak tegas,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 6 November 2021.
Upaya pendekatan lunak juga dikemukakan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan menggunakan pendekatan lunak terhadap KST Papua.
“Pendekatan lunak ini yang harus kita promosikan ke masyarakat, pendekatan sinergi dalam penanggulangan terorisme yang berorientasi membangun karakter bangsa kita, karakter yang cinta damai, karakter yang toleransi, karakter yang menghargai perbedaan,” kata Boy.
Hal ini dinilai sesuai dengan Inpres nomor 9/2020 tentang Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat.