MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok separatis Papua (KSP) kembali berulah dengan membakar gedung puskesmas, sekolah serta merusak fasilitas di Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak pada Minggu 2 Mei 2021 lalu. Melihat situasi ini, pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menegaskan supaya aparat keamanan terus memburu KSP.
“Namun bagi pelanggar hukum, jika tidak mau menyerahkan diri maka tetap harus dikejar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Rabu 5 Mei 2021.
Meski demikian, ia menilai bahwa pendekatan lunak atau soft approach harus tetap dilakukan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat setempat. Hal ini penting untuk menjadi faktor penyeimbang bagi pendekatan hard approach.
“Tetap harus dilakukan terutama untuk merebut hati masyarakat,” kata Stanislaus.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengakui bahwa pembakaran memang dilakukan oleh kelompok separatis di Papua. Ia menambahkan bahwa pembakaran tersebut dilakukan karena gedung puskesmas pernah dijadikan pos komando taktis (kotis) personel keamanan.
“Itu karena gedung puskesmas lama pernah kami jadikan pos kotis, sehingga mereka tidak mau ada pos keamanan lagi di lokasi itu,” kata Fakhiri.
Selain puskesmas, KSP juga membakar bangunan SD Mayuberi. Total ada lima ruangan yang dibakar oleh kelompok separatis tersebut. Kapolda Papua sangat menyayangkan atas terjadinya peristiwa ini karena wilayah tersebut sangat membutuhkan peningkatan sumber daya manusia