MATA INDONESIA, MOSKOW – Krisis yang terjadi di Afghanistan saat ini adalah konsekuensi dari upaya tidak bertanggung jawab untuk memaksakan nilai-nilai asing di negara tersebut, demikian ditegaskan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Berbicara di KTT BRICS ke-13 melalui tautan video, Putin mengatakan ada keinginan dari negara-negara asing untuk membangun apa yang disebut sebagai struktur demokrasi dengan rekayasa sosial-politik.
“Sayangnya, negara-negara tersebut tidak memperhitungkan karakteristik sejarah dan nasional masyarakat setempat serta tradisi mereka,” kata Putin, melansir Xinhua Net, Jumat, 10 September 2021.
Rusia secara konsisten menganjurkan pembentukan perdamaian dan stabilitas yang telah lama ditunggu-tunggu di Afghanistan, dan mengharapkan negara yang kini dipimpin oleh Taliban itu tidak menjadi ancaman bagi tetangganya dalam hal terorisme dan perdagangan narkoba.
“Untuk mencapai perkembangan hubungan internasional yang damai dan progresif, perlu untuk memastikan bahwa negara-negara dengan sistem politik dan sosial yang berbeda, kepentingan nasional, dan nilai-nilai spiritual dan moral dapat hidup berdampingan,” tutur Putin.
“Penting juga untuk menjaga dan mengembangkan interaksi yang saling menghormati, konstruktif dan efektif di tingkat global, untuk memperkuat sistem multi-kutub yang muncul yang terdiri dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pengaruh politik yang independen,” tuntasnya.