MATA INDONESIA, PYONGYANG – Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) membagikan informasi bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menawarkan untuk mengirim 60 juta dosis vaksin Covid-19 ke Korea Utara.
Berdasarkan informasi NIS, Pyongyang menyatakan minat untuk menerima puluhan juta vaksin tersebut, namun belum menanggapinya secara resmi. Informasi ini diungkapkan selama pengarahan untuk ketua dan anggota komite intelijen parlemen.
“Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim Song menyatakan minat yang besar. Dia bertanya apakah vaksin itu milik Pfizer atau Moderna dan mengatakan dia akan melapor ke Pyongyang,” kata kata Ketua Partai Demokrat, Kim Kyung-hyup, mengutip NIS, kepada Kantor Berita Yonhap.
Pertukaran itu terjadi pada Desember, tetapi PBB belum mendengar kabar dari Korea Utara, katanya. Kim juga mengungkapkan bahwa Vatikan menyatakan kesediaannya untuk menyediakan vaksin.
Hingga saat ini, Korea Utara – yang dipimpin oleh Presiden Kim Jong Un itu, bersikeras mengatakan bahwa negaranya bebas virus corona. Meski begitu, Korea Utara tetap memberlakukan pembatasan ketat dan penutupan perbatasan.
Awal pekan ini, sepasang kereta barang Korea Utara terlihat menyeberang ke kota perbatasan Cina, Dandong untuk pertama kalinya dalam 1 1/2 tahun.
NIS mengatakan kereta tampaknya mengangkut pasokan medis, makanan, dan bahan bangunan dari Cina. Tetapi kereta dari Utara itu berangkat dalam keadaan kosong, menurut anggota parlemen.
Badan mata-mata itu juga mendukung spekulasi mengenai pertemuan politbiro Partai Buruh pada pekan ini. Di mana Korea Utara mengisyaratkan untuk melanjutkan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh.
“Posisi Korea Utara adalah akan mempertimbangkan kembali jika Amerika Serikat tidak menawarkan tindakan yang sesuai untuk penangguhan uji coba nuklir dan rudal balistik antarbenua,” sambung anggota parlemen itu.
Sementara itu, NIS juga melaporkan rencana untuk membentuk departemen baru untuk menangani masalah rantai pasokan menyusul kelangkaan impor larutan urea baru-baru ini.