MATA INDONESIA, LES CAYES – Korban tewas gempa yang melanda barat daya Haiti bermagnitudo 7,2 akhir pekan lalu kembali bertambah menjadi 1,941 jiwa dari 1,297 jiwa.
Bencana alam yang terjadi pada akhir pekan lalu itu kian memperburuk krisis dalam negeri Haiti. Belum lagi kabar yang menyebutkan bahwa Haiti akan dilanda badai tropis dalam waktu dekat –yang mengancam kehancuran yang lebih besar lagi.
Rumah sakit berjuang merawat semua korban luka. Berdasarkan penghitungan resmi, korban luka naik menjadi 9.915, dengan banyak orang masih hilang atau berada di bawah reruntuhan, kata Dinas Perlindungan Sipil pada Selasa (17/8) sore waktu setempat.
“Tidak ada cukup dokter dan sekarang dia sudah meninggal,” kata Lanette Nuel yang duduk lesu di samping jenazah putrinya di luar rumah sakit utama Les Cayes, salah satu kota yang paling parah dilanda gempa dan hujan lebat serta angin badai, melansir Reuters, Rabu, 18 Agustus 2021.
Gempa pada Sabtu (14/8) merobohkan puluhan ribu bangunan di negara termiskin di Amerika – yang sejatinya masih belum pulih dari gempa 11 tahun lalu yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
Upaya bantuan menjadi rumit karena keadaan yang lemah dan akses jalan yang sulit dari ibukota ke selatan karena kontrol geng di titik-titik kunci.
Sementara banjir bandang dan tanah longsor setelah Badai Tropis Grace, yang pada Kamis sore terus berlanjut melewati Jamaika, dan semakin memperumit masalah.
“Keluarga Haiti yang tak terhitung jumlahnya yang telah kehilangan segalanya akibat gempa sekarang benar-benar hidup dengan kaki terendam air akibat banjir,” kata Bruno Maes, perwakilan Dana Anak PBB (UNICEF) di Haiti.
“Saat ini, sekitar setengah juta anak Haiti memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali ke tempat berlindung, air bersih, perawatan kesehatan, dan nutrisi,” sambungnya.
PBB mengatakan telah mengalokasikan dana sebesar 8 juta USD untuk menyediakan perawatan kesehatan penting, air bersih, tempat penampungan darurat, dan sanitasi untuk semua orang yang terkena dampak.
“Kami akan terus meningkatkan respons kami ke daerah-daerah yang paling parah terkena dampak,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.
Rumah sakit di Les Cayes, sekitar 150 km (90 mil) barat ibukota Port-au-Prince, bahkan lebih kewalahan daripada sebelumnya karena pasien yang telah berkemah di luar pindah ke dalam untuk menghindari badai tropis.