Korban Luka Myanmar Dirawat di Tempat Tersembunyi

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Myanmar masih diliputi aksi kekerasan dan kebrutalan yang dilakukan aparat keamanan terhadap para demonstran. Negara yang berbatasan dengan Bangladesh dan India itu berada dalam kekacauan sejak kudeta awal Februari.

Pada Minggu (2/5), sebanyak delapan warga sipil yang melakukan aksi demonstrasi menentang kudeta tewas usai ditembak tentara Myanmar. Sebanyak tiga di antaranya meninggal di kota Wetlet, dua demonstran lain di negara bagian Shan, dan sisanya dari Kachin, Yangon, serta Mandalay.

“Dia ditembak di kepala dan tewas seketika,” kata seorang demonstran di kota Hsipaw, Negara Bagian Shan, seperti dikutip dari AFP.

Berdasarkan laporan Lembaga Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) sebanyak 759 orang tewas di tangan aparat keamanan Myanmar sejak kudeta, dan lebih dari 4.500 orang ditangkap.

Sejumlah demonstran mengatakan, banyak para aktivis yang terluka karena serangan aparat keamanan. Akan tetapi, para demonstran yang terluka itu tak dibawa ke rumah sakit maupun posko pengobatan.

“Mereka dirawat di tempat tersembunyi. Mereka tak bisa dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan atau mereka akan ditahan,” ungkap seorang demonstran di Kachin.

Di daerah pusat fasilitas militer dan pemerintah mendapat serangan roket dan gelombang ledakan kecil yang tidak dapat dijelaskan.

Stasiun televisi pemerintah Myanmar pada Sabtu (1/5) malam waktu setempat, memberikan rincian setidaknya terjadi 11 ledakan dalam kurun waktu 36 jam. Sebagian besar ledakan terjadi di kota utama Yangon. Berdasarkan laporan, tidak ada korban jiwa dalam ledakan tersebut.

Situasi yang kian mencekam juga membuat ribuan penduduk desa etnis Karen di Myanmar siap melarikan diri ke Thailand. Untuk diketahui, Pasukan Karen dan tentara Myanmar bentrok di dekat perbatasan Thailand dalam beberapa pekan sejak junta militer menggulingkan pemerintah terpilih.

Pasukan Karen pada Selasa (27/4) menyerbu unit tentara Myanmar di tepi barat Salween dalam serangan menjelang fajar. Pasukan Karen melaporkan, sebanyak 13 tentara dan tiga pejuang mereka tewas.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan bahwa sebanyak 2.267 warga sipil Myanmar telah menyeberang ke negara tetangga pada Jumat pagi (30/4) waktu setempat. Thailand telah memperkuat pasukannya dan membatasi akses ke perbatasan.

Sementara itu, penduduk desa Thailand yang berbatasan dengan Myanmar dilaporkan telah mengungsi ke daerah yang lebih aman. Seorang warga, Warong Tisakul yang tinggal di desa Mae Sam Laep mengatakan ia dan keluarganya harus meninggalkan rumahnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini