Konflik Rusia dan Ukraina Berdampak Pada Kenaikan Harga Komoditas Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendeklarasikan operasi militer terhadap Ukraina pada Kamis 24 Februari 2022.

Pengumuman Putin itu sontak meningkatkan eskalasi di kawasan Ukraina.  Menurut pelbagai laporan media, tak lama setelah pidato Putin, suara ledakan terdengar di sejumlah kota di Ukraina, seperti di Kramatorsk, Kharkiv, Odessa, Mariupol, dan Ibu Kota Ukraina, Kiev.

Serangan Rusia terhadap Ukraina tentu memunculkan reaksi keras dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Presiden AS itu pun memberikan ancaman bahwa AS dan sekutunya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas. Adanya ancaman itu, bisa dipastikan akan memberikan dampak lanjutan berupa meluasnya tensi ketegangan geopolitik di kawasan tersebut.

Nah, di tengah membaranya perbatasan Rusia dan Ukraina, Indonesia bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk menggenjot pemasaran sejumlah produknya. Sektor energi, melalui komoditas batu bara dan migas, serta minyak sawit diprediksi menjadi komoditas yang turut menikmati berkah dari terjadinya eskalasi konflik di kawasan tersebut.

Pasalnya, kebutuhan energi terutama untuk pembangkit listrik negara Eropa biasanya berasal dari pasokan Rusia dengan bahan bakar gasnya. Kini, mereka harus mencari substitusi sumber energinya.

Subtitusi salah satunya adalah menggunakan kembali batu bara. Serangan Rusia terhadap Ukraina memang telah mendorong naiknya harga sejumlah komoditas energi. Harga minyak dunia kini sudah menembus USD100 per barel. Harga senilai itu merupakan pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir.

Dilansir dari AFP, Kamis 24 Februari harga minyak jenis Brent menyentuh USD100,04 per barel, setelah pengumuman Putin. Sementara itu, minyak jenis WTI menyentuh USD 95,54 per barel.

Demikian pula dengan harga acuan batu bara dari pasar ICE Newcastle, Australia. Harga acuan komoditas itu untuk kontrak Maret telah naik 5,5 persen menjadi USD237,15 per ton. Harga itu terjadi kenaikan hingga 18 persen, atau berada di level tertinggi 19 Oktober lalu.

Bagaimana dengan komoditas minyak sawit mentah (CPO)? Harga komoditas itu juga ikut terdongkrak naik di Bursa Malaysia Derivatives. Harganya sudah melonjak hingga 5,88 persen menjadi ke level 6.294 ringgit per ton.

Artinya, harganya sudah di kisaran Rp21,58 juta per ton (Kurs 1 ringgit= Rp3.429,86). Harga itu sudah mendekati harga yang tertinggi yang pernah terjadi pada 1980.

Memanasnya situasi di kawasan Eropa itu telah memberikan hal yang positif bagi ekonomi Indonesia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022. Nilainya mencapai USD 930 juta.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, mengatakan setidaknya ada beberapa pergerakan harga komoditas yang memengaruhi kinerja neraca perdagangan pada awal tahun ini.

Setianto memang tidak menyebutkan konflik di kawasan Eropa menjadi penyebab pergerakan harga tersebut. Namun, realitasnya konflik itu menyebabkan sejumlah harga komoditas terdorong naik.

”Ada perkembangan harga beberapa komoditas strategis yang memengaruhi kinerja perdagangan,” ujarnya.

Setianto menyebut, dari sisi komoditas minyak dan gas (migas), ada peningkatan harga komoditas minyak mentah Indonesia. Harga ICP (Indonesia Crude Price) pada Januari 2022 sebesar USD 85,89 per barel atau naik 17,08 persen secara month to month (mtm).

Selain itu, ada juga beberapa komoditas nonmigas yang meningkat secara bulanan, seperti harganya minyak kernel (CPO) yang naik 17,96 persen secara mtm, harga nikel naik 11,69 persen mtm, dan harga alumunium naik 11,52 persen mtm.

Sebaliknya, ada komoditas nonmigas yang turun harganya, seperti batu bara yang turun 0,81 persen mtm. Turunnya harga komoditas itu terjadi setelah pemerintah melakukan larangan ekspor sehingga menekan harga produk tambang tersebut.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini