Konflik Papua Tidak Bisa Selesai dengan Cara Kekerasan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan di Papua supaya tercipta situasi yang kondusif. Cara-cara humanis menjadi prioritas bagi pemerintah untuk merangkul masyarakat di Tanah Papua. Maka, pendekatan yang cenderung mengarah ke kekerasan tidak lagi menjadi solusi untuk menciptakan perdamaian di Papua.

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengemukakan bahwa strategi dialog damai menjadi upaya yang efektif untuk menciptakan situasi yang kondusif di Papua.

“Konflik tidak akan selesai dengan pendekatan kekerasan. Dengan melakukan dialog akan terjadi komunikasi dan ini pintu masuk dalam perdamaian. Kondisi adat yang berbeda bisa menjadi penguat dengan saling menghargai adat pihak lain,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Jumat 28 Januari 2022.

Sementara itu Ketua Pemuda Mandala Trikora (PMT) Provinsi Papua sekaligus Ketua Pemuda Adat Wilayah Saireri II Nabire, Ali Kabiay mengungkapkan sudah sepatutnya pemerintah mengutamakan dialog sebagai strategi penyelesaian konflik.

“Kita harus mengedepankan dialog damai sebagai strategi utama penyelesaian siklus kekerasan sekaligus pembuka jalan untuk isu-isu lain, seperti ketidakdilan, diskriminasi, hak ulayat dan sebagainya,” kata Ali Kabiay.

Usulan lainnya adalah memastikan proses penegakkan hukum berjalan secara adil dan transparan terhadap semua pihak yang diduga bersalah. Selain itu ada juga pengimplementasian Undang-Undang Otonomi Khusus untuk penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu.

“Terakhir, membangun kebijakan dan mekanisme pemulihan korban pelanggaran HAM maupun pelanggaran HAM yang berat,” katanya.

Ali juga menilai Indonesia merupakan salah satu negara dengan komitmen tinggi terhadap penghormatan hak asasi manusia (HAM). Meski demikian, ia tetap berharap para tokoh adat, tokoh masyarakat dan penggiat HAM mengedepankan dialog damai sebagai strategi utama untuk menyelesaikan kekerasan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini