MATA INDONESIA, JAKARTA – Kondisi geografis yang cukup luas dan cuaca ekstrem menjadi tantangan bagi aparat keamanan selama menghadapi kelompok separatis di Papua (KSP). Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menilai bahwa untuk mengantisipasi hal ini diperlukan pemetaan wilayah yang terencana dengan baik.
“Selain itu yang utama tentu saja pemetaan wilayah, pengenalan medan, dan ini tidak mudah mengingat kondisi geografis yang cukup luas dan seringkali cuaca ekstrem,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Kamis 29 April 2021.
Selain pemetaan wilayah yang terencana dengan baik serta pengenalan medan, peran intelijen juga penting untuk mendeteksi dini ancaman. Tujuannya untuk mencegah pergerakan kelompok separatis Papua di tengah masyarakat.
“Intelijen sangat dibutuhkan untuk deteksi dini cegah dini ancaman KKB di masyarakat,” kata Stanislaus.
Adapun, persoalan tentang kondisi geografis dan medan yang sulit juga pernah dikemukakan oleh mantan Kapolda Papua, Komjen Pol Paulus Waterpauw. Ia menilai faktor tersebut yang cukup memengaruhi penegakkan hukum terhadap KSP.
“Medan di Papua ini sulit, karena daerahnya serba lebar dan alamnya serta kondisi geografisnya luar biasa. Kemudian soal penguasaan medan, mereka lebih menguasai daripada kita,” kata Paulus.
Selain itu, Paulus juga pernah mengemukakan bahwa KSP yang menjadikan Intan Jaya sebagai wilayah perang terbuka dengan aparat keamanan disebabkan karena faktor geografis.
“Mereka pilih Intan Jaya karena arealnya cukup sulit untuk kita hadir dalam jumlah yang signifikan. Di situ daerah yang pipih, tebing-tebing, gunung-gunung, jadi sulit,” kata Paulus.