MATA INDONESIA, JAKARTA – WADA (Badan Anti-Doping Dunia) berkomitmen membantu Indonesia lepas dari sanksi. Hal itu diungkapkan Ketua NOC, Raja Sapta Oktohari.
Okto berjumpa dengan Presiden WADA, Witold Banka dan Sekjen Olivier Niggli di General Assembly Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) di Crete, Yunani, Minggu 24 Oktober 2021.
“Selama ini ada kesulitan berkomunikasi dengan WADA karena masih melalui email. Sekarang kami telah memiliki direct line ke semua key person WADA dan dari pertemuan tersebut mereka sangat terbuka dan berkomitmen untuk membantu masalah ini,” kata Okto.
“Contoh, alamat email yang dikirimkan kepada kami juga salah. Kami sendiri tidak tahu itu email siapa dan dengan bertemu langsung, saya bisa meluruskan informasi-informasi yang salah. WADA kini sudah tahu dan Mr Niggli sudah sangat terbuka karena beliau memberikan nomor pribadi ke saya untuk mempercepat komunikasi,” ujarnya.
WADA memberikan sanksi pada LADI (Lembaga Anti-Doping Indonesia) karena dinilai lalai dalam program anti-doping berlaku mulai 7 Oktober. Akibatnya, bendera Merah Putih dilarang berkibar di ajang Piala Thomas dan Uber beberapa waktu lalu.
Sanksi itu juga melarang Indonesia menjadi tuan rumah event olahraga selama satu tahun ke depan.
“Saya mengatakan kepada WADA, kami tidak punya waktu selama satu tahun karena NOC Indonesia berencana membawa banyak event olahraga internasional ke Tanah Air,” ucapnya.
“Mereka mengatakan semua sanksi bisa segera ditangguhkan selama LADI mampu menyelesaikan pending matters. Hal ini yang sedang dikebut untuk dirampungkan secepat mungkin. Bola sudah ada di kita saat ini dan LADI harus bergerak cepat,” ungkapnya.