Komisaris PBB Kecam Pemadaman Internet di Sudan

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Asosiasi Profesional Sudan – sebuah kelompok yang memimpin tuntutan untuk transisi ke demokrasi, sebelumnya mengatakan terjadi pemadaman internet dan sinyal telepon di seluruh negeri, menyusul pengambilalihan kekuasaan oleh militer.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet menyinggung laporan yang mengatakan bahwa pemadaman internet di Sudan dan sarana komunikasi lainnya ditangguhkan adalah sebuah pelanggaran.

“Pemutusan internet secara tertutup bertentangan dengan hukum internasional, dan layanan internet dan seluler harus dipulihkan, karena sangat penting bagi orang untuk mencari dan menerima informasi, terutama dalam keadaan yang meresahkan ini,” tutur Michelle Bachelet, melansir Al Jazeera, Selasa, 26 Oktober 2021.

Michelle meminta militer dan pasukan keamanan untuk menahan diri dari penggunaan kekuatan yang tidak perlu dan tidak proporsional, untuk menghormati kebebasan berekspresi dan untuk menghormati hak berkumpul secara damai.

“Akan menjadi bencana jika Sudan mundur setelah akhirnya mengakhiri dekade kediktatoran represif,” tambahnya.

Harapan transisi menuju demokrasi akhirnya berada dalam ketidakpastian setelah militer Sudan merebut kekuasaan. Usai ketegangan selama beberapa bulan antara faksi militer dan sipil, angkatan bersenjata akhirnya merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta.

Militer Sudan mengumumkan keadaan darurat, membubarkan dewan pemerintah, dan menangkap sejumlah pemimpin politik, di antaranya Menteri Perindustrian Ibrahim al-Sheikh, Menteri Informasi Hamza Baloul, dan Mohammed al-Fiky Suliman, anggota badan transisi yang berkuasa di negara itu, yang dikenal sebagai Dewan Berdaulat, dan Faisal Mohammed Saleh, penasihat media untuk Perdana Menteri Abdalla Hamdok.

Sementara keberadaan Perdana Menteri Sudan, Abdalla Hamdok tidak segera jelas, di tengah laporan media bahwa pasukan keamanan ditempatkan di luar rumahnya di Khartoum. Foto yang beredar secara online menunjukkan pria berseragam berdiri dalam gelap, diduga di dekat rumahnya.

Berbicara kepada Al Jazeera, Hala al-Karib, seorang aktivis Sudan untuk hak-hak perempuan di Tanduk Afrika, mengatakan bahwa Sudan sedang melalui saat-saat yang sangat suram dalam sejarahnya karena berada di persimpangan jalan.

Hala al-Karib meminta masyarakat internasional untuk menekan militer agar menghormati konstitusi dan kesepakatan dengan dewan sipil.

“Militer telah mencemarkan kesepakatannya dengan pemerintah sipil dengan menahan perdana menteri dan beberapa menteri kabinet. Orang-orang Sudan tidak tahu apakah mereka aman atau tidak,” kata Hala al-Karib.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini