Mata Indonesia, Jakarta – Ketua DPR RI, Puan Maharani, akan mengajak 4 ketua parlemen anggota MIKTA untuk bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo, dalam perhelatan MIKTA Speakers’ Consultation ke-9.
“Pertemuan pimpinan parlemen anggota MIKTA dengan Presiden Jokowi merupakan bagian komitmen bahwa parlemen siap berkontribusi aktif untuk bersinergi dengan Pemerintah dalam mengatasi berbagai permasalahan internasional,” ujar Puan.
Pertemuan antara parlemen anggota MIKTA dengan Presiden Jokowi menjadi penting mengingat sebelumnya juga sudah diselenggarakan pertemuan para pemimpin negara anggota MIKTA. Presiden Jokowi bahkan memimpin pertemuan MIKTA Leaders’ Gathering yang diselenggarakan untuk pertama kalinya sejak MIKTA berdiri pada 9 September lalu.
Saat itu, Presiden Jokowi menekankan bahwa tantangan global yang sangat rumit saat ini harus dihadapi dengan kolaborasi dan kerja sama antarnegara. Puan mengungkapkan, parlemen bertekad untuk ikut menjadi bagian dari solusi permasalahan global bersama Pemerintah.
“Diperlukan kerja sama antara Pemerintah dan parlemen untuk memastikan setiap permasalahan global dapat diselesaikan demi kesejahteraan rakyat,” tutur Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Sebagai tuan rumah, DPR RI mengusung tema ‘Strengthening Multilateralism, Addressing Intergenerational Challenges’ pada MIKTA Speakers’ Consultation tahun ini. Ada 3 aspek yang menjadi prioritas selama keketuaan Indonesia di MIKTA yaitu memperkuat multilateralisme, pemulihan inklusif, dan transformasi digital.
“Tiga isu tersebut yang menjadi prioritas bagi DPR dalam forum konsultasi parlemen MIKTA kali ini. Tema yang diambil DPR bertujuan untuk membahas isu-isu jangka panjang, yang memiliki dampak lintas generasi,” jelas Puan.
Puan menuturkan, forum konsultasi MIKTA nantinya akan memformulasikan bagaimana parlemen negara MIKTA dapat memperkuat kerja samanya. Kerja sama tersebut juga termasuk antara parlemen dengan Pemerintah masing-masing negara MIKTA.
“Parlemen pun bertekad untuk bekerja bersama dengan Pemerintah dalam mengatasi tantangan yang belum pernah terjadi,” ujarnya.
Puan memaparkan, MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 akan membahas bagaimana perubahan dalam hubungan antarnegara, ketegangan regional, dan evolusi norma-norma internasional yang dapat mempengaruhi dinamika geopolitik global. Serta, juga akan membahas bagaimana dunia dapat mempercepat pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Seperti isu perubahan iklim, hingga tantangan yang menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat dan pengambil kebijakan, salah satunya terkait kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). “Parlemen negara MIKTA harus berperan menjadi kekuatan positif dan konstruktif bagi dunia yang lebih aman dan sejahtera,” imbuh Puan.
(DPR RI)