MATA INDONESIA, KARAWANG-Pengamat politik Universitas Singaperbangsa Karawang, Gili Argenti menyampaikan rencana koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat merupakan koalisi pilihan realistis
Gili Argenti mengatakan, dari ketiga partai tersebut yang tidak dapat mengusung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) secara sendiri karena ketentuan presidential threshold, maka menjalin hubungan koalisi menjadi pilihan yang cerdas dan tepat.
“Mengenai rencana koalisi PKS, PKB, dan Demokrat merupakan pilihan realistis, ketika ketiga partai ini tidak bisa mengusung capres-cawapres sendiri, karena terbatasnya persentase kursi dan suara sah secara nasional, maka menjalin koalisi pilihan cerdas dan tepat.” Kata Gili.
Menurutnya, perbedaan ideologi partai tidak menjadi penghalang untuk ketiga partai tersebut dapat menajdi teman koalisi
“Meski ada perbedaan, misal PKS berideologi Islam, PKB dan Demokrat nasionalis. Bukan penghalang bagi mereka untuk menjalin koalisi. Karena ada titik-titik persamaan diantara ketiganya,” katanya.
Gili menuturkan PKS dan Demokrat yang bukan bagian dari koalisi pemeritah saat ini lebih mudah untuk menjalin koalisi karena kedekatan politik
“PKS dan Demokrat bukan bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi-Amin, jadi sepertinya kedua partai ini sudah memiliki kedekatan secara politik, termasuk basis konstituen mereka memiliki sikap sangat kritis kepada pemerintah, jadi PKS dengan Demokrat sejatinya lebih mudah menjalin koalisi di Pemilu 2024 nanti,” katanya.
Berbeda dengan PKS-Demokrat, Gili mengatakan PKS dan PKB merupakan partai islam tetapi masih memiliki perbedaan pemilih berbasis islam. Namun hubungan kerjasama koalisi politik bisa menjadi satu secara basis keagamaan
“Sedangkan PKB meskipun secara basis konstituen berbeda dengan PKS. Sepertinya kita ketahui pemilih PKB lekat dengan kelompok Islam tradisional, sedangkan pemilih PKS berasal dari Islam modernis atau perkotaan, tetapi secara basis keagamaan mereka sama-sama sebagai partai Islam, jadi bisa saja dikondisikan melakukan kerjasama membangun koalisi politik,” katanya
Dirinya menambahkan langkah dalam menyepakati capres-cawapres dapat ditentukan setelah terjalinnya koalisi dari ketiga partai tersebut
“Tinggal ketiga partai ini kalau jadi menjalin koalisi, mereka tinggal mensekapati dalam menentukan capres-cawapresnya,” katanya.
Gili menegaskan koalisi antar ketiga partai tersebut mampu menyatuakan dua kekuatan islam yaitu islam modernis dan islam tradisional dan mampu mendapat dukungan yang signifikan.
“Justru kalau koalisi tiga partai ini terjadi, koalisi tak bisa dianggap remeh, karena bisa menyatukan dua kekuatan Islam, antara Islam modernis dengan Islam tradisional, bahkan koalisi ketiga partai ini bisa mendulang dukungan sangat signifikan,” tegasnya
Dirinya mengatakan hubungan koalisi PKS-PKB sudah pernah terjadi pasca pemilu 1999 yang mampu membawa Gusdur menjadi presiden ke-4 indonesia
“Sebenarnya kerjasama PKS dengan PKB, secara historis pernah terjadi, ketika bersama-sama bergabung dalam koalisi poros tengah pasca Pemilu 1999, sebuah koalisi berhasil mengantarkan Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia,” katanya