Mata Indonesia, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya agar sistem jaminan mutu dan keamanan hasil kelautan dan perikanan (SJMKHKP) Indonesia berkelas internasional dan setara dengan negara maju. Salah satu upaya dilakukan dengan menggandeng United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), penerapan SJMHKP hulu-hilir produk dan komoditas perikanan memenuhi parameter dan standar internasional.
“Agar produk kita bisa sejajar, tentunya sistem jaminan mutu kita harus diakui bahwa penerapannya setara dengan yang diadopsi negara maju,” ujar Plt Kepala BPPMHKP, Ishartini.
Kolaborasi BPPMHKP sebagai otoritas kompeten serta penanggungjawab quality assurance dengan UNIDO dilakukan dalam payung kerja sama pembangunan kapasitas (capacity building). Kerja sama tersebut dimulai dengan penguatan implementasi quality assurance rantai pasok perikanan. Ishartini memaparkan, project dengan UNIDO meliputi 6 ruang lingkup yang merupakan lanjutan kerjasama sebelumnya di fase 1.
Oleh karena itu, di kerja sama fase 2, BPPMHKP mengusung tema “Global Quality and Standards Program: Developing Robust Quality Assurance in Fisheries“. “Ini penting bahwa quality assurance yang kita jalankan betul-betul sesuai dan diterima secara global,” ungkap Ishartini.
Adapun keenam ruang lingkup kerja sama BPPMHKP – UNIDO meliputi harmonisasi dan penyesuaian sistem quality assurance sesuai mandat BPPMHKP. Kemudian pengembangan kapasitas fish inspector/auditor skala internasional. Ketiga, penguatan sertifikasi skala pelaku usaha dilanjutkan dengan remote audit and inspection.
“Lalu ada program penguatan kapasitas laboratorium penguji mutu melalui Reference Material Producer (RMP) on food safety parameter dan terakhir kerjasama ASEAN,” tandas Ishartini.
Sebagai informasi, fase 1 kerja sama KKP-UNIDO telah berlangsung sejak pada Oktober-Desember 2023. Fase tersebut juga disebut sebagai titik inspeksi atau pengecekan UNIDO pada SJMKHP yang dilaksanakan BPPMHKP.
Selama periode tersebut, kedua lembaga melakukan sejumlah pertemuan sekaligus menggelar focus group discussion (FGD), serta membuat tim kerja dalam rangka menuju kerjasama fase 2 yang rencananya akan berlangsung hingga 2026 mendatang.
(Humas BPPMHKP KKP)