Kisah Veronica Liu, Perempuan Medan yang Ingin Lepaskan Papua dari Indonesia

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Nama Veronica Koman Liu tiba-tiba menjadi trending topic. Perempuan kelahiran Medan 14 Juni 1988 adalah seorang pengacara hak asasi manusia (HAM). Tetapi kini dia disebut-sebut sangat getol memisahkan Papua/Papua Barat dari NKRI.

The Guardian pernah menulis lulusan sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu tiba-tiba menjadi bagian kemerdekaan Papua karena ‘mendengar berita’ soal tewasnya anak sekolah dalam sebuah kerusuhan di Papua pada 2014.

Sejak saat itu dia sering terlibat dalam demonstrasi publik dan bertemu para aktivis kemerdekaan Papua Barat.

“Suatu kali saya mendengar tentang kasus pembunuhan tahun 2014, saya lalu mulai belajar lebih banyak tentang Papua Barat dan itu benar-benar membuka mata saya. Itulah misi saya sekarang, untuk mengungkapkan apa yang terjadi di Papua Barat. Saya mempelajari keberanian dan ketahanan dari orang-orang Papua Barat. Itu benar-benar mengubah hidup saya, bagaimana saya memandangnya, dan bagaimana saya menyaksikan perlawanan,” itu pernyataannya yang disitir The Guardian dan dikutip matamatapolitik.com.

Setelah itu, Veronica Koman dan para pengacara lokal Papua Barat lainnya mewakili sebuah kelompok aktivis yang disebut Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

KNPB didirikan Komite Nasional oleh Para pejuang Kemerdekaan Bangsa Papua Barat pada 1961.

Selain itu, Veronica juga bergabung dengan organisasi Free West Papua Campaign (FWPC) yang dipimpin tokoh Papua Merdeke Benny Wenda.

Seperti halnya para provokator kemerdekaan Papua dan Papua Barat, termasuk Benny Wenda, Vero juga bergerak dari luar Indonesia dan Papua.

Maka kini Mabes Polri sudah mengeluarkan red notice kepada Interpol untuk menangkapnya dan mengadilinya di Indonesia dalam kasus penyebaran hoax.

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Gandeng Partisipasi Aktif Seluruh Elemen Masyarakat Bersama Berantas Narkoba

Oleh: Sari Dewi Anggraini Ancaman peredaran narkoba yang semakin meresahkan Indonesia memerlukan penanganan serius dan menyeluruh. Presiden Prabowo Subianto, dalam...
- Advertisement -

Baca berita yang ini