Kisah Letkol Ali Ebram, Pengetik Supersemar yang Dipenjara 12 Tahun Saat Soeharto Berkuasa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sudah lebih dari 50 tahun, surat perintah sebelas maret (Supersemar) tetap meninggalkan misteri, karena masih banyak versi yang beredar di masyarakat dan belum ada satu konfirmasi resmi Supersemar asli yang diketik Ali Ebram.

Salah satu misteri terbesarnya adalah kontroversi surat itu sebagai sarana peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto hingga ‘dikukuhkan’ di Sidang Istimewa MPRS Maret 1967 sebagai presiden pengganti Bung Karno tersebut.

Surat itu sendiri hingga kini beredar dua versi yaitu dari TNI AD dan Presiden Soekarno. Namun hingga kini belum terjawab mana yang asli karena pengetik naskah surat itu kini tidak diketahui rimbanya. Boleh jadi sudah wafat.

Satu-satunya orang yang mengungkapkan soal pengetik surat itu dan menjadi catatan wikipedia adalah Profesor Kajian Asia dari Universitas Cornell, Ben Anderson.

Dia mengaku menerima kesaksian seorang tentara yang bertugas di Istana Bogor bahwa pengetik surat itu terdiri dari beberapa orang, salah satunya adalah Letkol (purn) TNI AD Ali Ebram. Saat itu dia staf Asisten I Intelijen Resimen Tjakrabirawa.

Berdasarkan laporan Tabloid Detak di sekitar 1998 -an yang dituliskan kembali Zulfikar di platform kompasiana 2 Oktober 2017, Ebram bukan sekadar mengetik surat tersebut, tetapi menemani Bung Karno saat menerima tiga jenderal bintang satu ‘utusan’ Pangkopkamtib Mayor Jenderal Soeharto. Mereka adalah M Jusuf, Amir Machmud dan Basoeki Rachmat.

Di situ lah Ebram mengetahui Presiden Soekarno berada dalam tekanan untuk membuat Supersemar. Tekanan tersebut terutama datang dari Amir Machmud dan meminta Presiden membuat surat yang kemudian diketahui sebagai Supersemar itu.

Ebram sempat melihat Soekarno agak ragu ketika akan membubuhkan tandatangan pada surat tersebut, namun sekali lagi Amir Machmud mengeluarkan kalimat bernada menekan, “Bapak tandatangani saja. Kenapa sulit-sulit!” begitu kalimat yang direkam Ebram.

Kepada Detak Ebram mengaku menuliskan inisial namanya di akhir surat sebagai kebiasaan pada setiap pengetikan surat presiden. Namun, pada Supersemar yang beredar Ebram tidak melihat inisial tersebut.

Saat Soeharto mendapat mandat dari MPRS 1967, Letkol Ali Ebram menghuni penjara, bersama beberapa perwira yang terkenal dekat dengan Soekarno yakni Kolonel Maulwi Saelan, Letkol (Pol) Mangil Martowidjojo, dan Letkol Soeprapto.

Dia dipenjara selama 12 tahun, paling lama dari orang lain yang dikenal dekat dengan Soekarno.

dua versi supersemar
Dua versi supersemar. (wikipedia)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini