MATA INDONESIA, JAKARTA – Banjir di Jakarta, Rabu 1 Januari 2020 dinilai paling parah dibanding tiga tahun lalu. Hal itu akibat Sungai Ciliwung penuh lumpur.
Hal itu diungkapkan Ketua RW03 Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Muchtar Usman saat berbincang dengan Mata Indonesia, 2 Januari 2020.
Kelurahan itu adalah wilayah terparah yang diterjang banjir Jakarta tersebut, tepatnya di wilayah RW 03.
Alasan Usman mengungkapkan hal tersebut karena tinggi air pada banjir kali ini mencapai tiga meter. Tahun 2017 hanya dua meter.
“Lantai dua rumah sudah dimasuki air,” ujar Usman di Kantor RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu.
Selain itu, beberapa daerah yang pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah kebanjiran, tahun ini harus pasrah terrendam air. Menurutnya
Muchtar mengatakan banjir tahun ini terjadi karena curah hujan yang tinggi dan kondisi sungai yang dangkal akibat lumpur.
Tercatat sembilan dari 14 rukun tetangga (RT) di RW. 3 Kelurahan Cipinang Melayu mengalami banjir. Wilayah tersebut yaitu RT. 1, RT. 2, RT. 8, RT. 9,RT. 10, RT. 11, RT. 12, RT. 13, RT. 14.
Warga kelurahan tersebut yang terdampak banjir dialami 820 Kepala Keluarga (KK) dan 300 balita. Mereka mengungsi di tiga lokasi yaitu SDI Al Hayatiddiniyah, Masjid Al Muqorobin, dan 10 rumah warga yang tidak terkena banjir.
Muchtar mengatakan proses evakuasi warga sebelumnya memperoleh bantuan dari banyak instansi seperti Brimob, Polda Metro Jaya, TNI, Angkatan Laut, dan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar).
Untuk keperluan konsumsi, Muchtar menyebutkan ada beberapa pihak yang memberikan bantuan, seperti TNI, Palang Merah Indonesia (PMI), dan warga yang tidak terkena banjir. Selain itu, dipenuhi dari sebuah dapur umum.
Usman mengharapkan donatur yang ingin membantu diharapkan memberikan makanan siap saji, susu, air mineral, pakaian dan pakaian sekolah.
