Ketidakjelasan Perundingan Perang Dagang Bikin Rupiah Tumbang

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah tercatat melemah pada akhir perdagangan sore awal pekan ini, Senin 12 Agustus 2019. Rupiah berada di posisi Rp 14.250 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,39 persen dibandingkan penutupan pada Jumat pekan lalu.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp 14.220 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin yakni Rp 14.195 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di dalam rentang Rp 14.205 hingga Rp 14.250 per dolar AS.

Sore hari ini, mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, yuan China melemah 0,06 persen, rupee India melemah 0,14 persen, dan dolar Singapura melemah 0,21 persen.

Kemudian, baht Thailand melemah 0,3 persen, won Korea Selatan melemah 0,5 persen, dan peso Filipina melemah 0,52 persen. Di kawasan Asia, hanya ringgit Malaysia dan yen Jepang saja yang menguat dengan nilai masing-masing 0,04 persen dan 0,36 persen.

Pergerakan mata uang negara maju terbilang bervariasi. Poundsterling Inggris menguat 0,28 persen terhadap dolar AS, namun euro melemah 0,26 persen dan dolar Australia melemah 0,29 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan hari ini rupiah loyo lantaran kurang mendapat sokongan positif dari domestik.

“Malahan, rupiah masih mendapat tekanan dari ketidakjelasan negosiasi dagang antara AS dan Cina,” ujarnya kepada Mata Indonesia News, Senin sore.

Selain itu, kata Nafan, persepsi investor untuk masuk ke mata uang Asia juga tertahan akibat krisis yang terjadi di Hong Kong, Iran, hingga Italia.

“Dan dari sisi teknikal, pola bullish engulfing line candlestick pattern pada chart nilai tukar rupiah, mengindikasikan potensi penguatan lanjutan bagi dolar AS,” ujar Nafan.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini