MINEWS.ID, BOGOR – Kerusuhan di Papua dan Papua Barat sebenarnya bukan karena rasisme, melainkan tindakan arogan segelintir oknum.
Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan Bogor, Agnes Setyowati bentuk rasisme bukan seperti yang terjadi belakangan.
Agnes menjelaskan, rasisme merupakan tindakan penguatan stereotip terhadap kelompok tertentu yang terorganisir.
“Hal yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya tersebut merupakan bentuk kesalahpahaman dari berbagai pihak,” kata Agnes dikutip 21 Agustus 2019.
Maka, Agnes mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dan teliti dalam menerima informasi yang beredar di media sosial.
Menurutnya, ada pihak yang sengaja menyebarkan konten-konten soal persekusi mahasiswa Papua di media sosial yang berpotensi memecah persatuan bangsa.
Agnes mengimbau, masyarakat terus mengedukasi diri dan bersikap lebih bijaksana dalam menerima informasi serta belajar menahan diri untuk tidak bersikap reaksioner terhadap hal-hal yang dapat memecah persatuan bangsa.
Dia seperti dilansir antara berharap masyarakat terus membangun solidaritas dan kesadaran tentang kebhinekaan yang menjadi ciri khas sekaligus unsur terkuat bangsa Indonesia. Pasalnya, masuknya Papua sebagai bagian dari Indonesia sama halnya dengan provinsi lainnya yang perlu dijaga bersama.