Keren! STIN Bogor Punya Dua Fasilitas Canggih Baru

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan mengatakan pihaknya akan terus membangun kampus pintar (smart campus) dengan menerapkan teknologi digital.

Hal itu sebagai upaya menuju one of leading intelligence universities in Asia pada tahun 2035.

“BIN terus bertransformasi menjadi lini terdepan keamanan negara melalui peresmian fasilitas teknologi ‘medical intelligence’ dan pengembangan ‘smart campus’ Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN),” kata Budi Gunawan, pada peresmian dua fasilitas dengan teknologi canggih yaitu Medical Intelligence “Wangsa Avatar” BIN dan Smart Campus “Dr. (HC) Ir. Soekarno” di lingkungan STIN Bogor.

Budi Gunawan mengatakan pengembangan smart campus STIN bisa dilihat dari lahan total mencapai 15 hektare. Penerapan fasilitas dengan tingkat teknologi canggih diharapkan mendukung kemajuan STIN.

“BIN menegaskan kepiawaiannya dengan mengusung teknologi 4.0,” katanya.

Ia mengatakan peresmian smart campus Dr. (HC) Ir. Soekarno juga sebagai salah satu bentuk implementasi oleh BIN. Sebab, BIN terus dituntut bekerja lebih keras, pintar, cepat, tepat, akurat dan lebih kuat.

Di dalam smart campus terdapat “smart class” yang dilengkapi dengan smart board dan LED untuk presentasi materi pembelajaran.

Kemudian, “smart library” yang memungkinkan proses peminjaman literatur tercatat secara digital dan bisa mengakses ratusan ribu e-book secara online, termasuk di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) hingga koleksi pribadi Kepala BIN.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini