MATA INDONESIA, LONDON – Kepercayaan konsumen Inggris turun ke level terendah di bulan September ini. Hal ini terjadi tak lama setelah perdana menteri Liz Truss mengumumkan tentang dukungan tambahan untuk rumah tangga.
Indeks kepercayaan konsumen dari perusahaan riset pasar GfK turun ke -49 pada September dari nilai awal -44 pada bulan Agustus. Ini lebih buruk dari perkiraan dalam jajak pendapat sebelumnya yang menunjukkan peningkatan -42.
Survei tersebut bertentangan dengan pernyataan Truss tentang pembatasan tagihan energi rumah tangga dan kematian Ratu Elizabeth pada 8 September. Tetapi GfK mencatat tidak ada perubahan signifikan setelah pernyataan Truss tersebut.
Secara keseluruhan, pembacaan kebijakan tersebut menggarisbawahi keadaan genting ekonomi Inggris beberapa jam sebelum menteri keuangan baru Kwasi Kwarteg memperbarui parlemen tentang langkah-langkah untuk membantu rumah tangga dan bisnis.
Melansir dari Reuters,Direktur strategi klien di GfK, Joe Staton, mengatakan “Konsumen tertekuk dibawah tekanan krisis biaya hidup Inggris yang berkembang didorong oleh kenaikan cepat harga pangan,tagihan bahan bakar domestik,dan pembayaran hipotek.”
Ukuran kepercayaan ekonomi dan keuangan pribadi GfK masing-masing turun ke level terendah sejak catatan yang sebanding dari Komisi Eropa mulai tahun 1985.
Staton mengatakan bahwa kebijakan baru Kwarteg justru membuat konsumen merasa cemas. Keadaan ini juga menjadi ujian besar bagi popularitas pemerintahan baru Liz Truss.
Truss mengumumkan pada 8 September bahwa Inggris akan membatasai tagihan energi konsumen selama dua tahun dan menyalurkan miliaran dana untuk menopang perusahaan listrik.