Indonesia-Korea Selatan Kerja Sama Bisnis Senilai USD 7 Juta di Produk Makanan Olahan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pengusaha Indonesia mampu mendapatkan komitmen kerja sama bisnis dengan pengusaha Korea Selatan dengan potensi transaksi senilai USD 7 juta.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.

Menurutnya, produk-produk Indonesia ternyata sangat disukai di Korea Selatan.

Kerja sama bisnis ini dalam hal pembelian sejumlah produk makanan olahan Indonesia. Produk tersebut adalah konyak, serta keripik singkong dan ubi olahan beku yang merupakan produk unggulan Indonesia.

“Saya menyambut baik penandatanganan tiga MoU yang menghasilkan potensi transaksi sebesar USD 7 juta,” ujar Zulkifli Hasan.

Bentuk kerjasama ini dibuktikan dengan penandatanganan MoU tersebut pada Jumatini di Nusa Dua, Badung, Bali.

Penandatanganan MoU kerja sama bisnis tersebut merupakan hasil pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Perdagangan Korea Selatan, Ahn Dukgeun pada Rabu (21/9) di sela penyelenggaraan TIIMM.

Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kemitraan strategis kedua negara, terutama di bidang perdagangan.

Penandatanganan tersebut dilakukan antara tiga pelaku usaha Indonesia dengan dua pelaku usaha Korea Selatan.

PT Satoria Konjac Industri dengan With Us Co.,LTD menandatangani MoU pembelian produk konyak dengan potensi transaksi senilai USD 2 juta.

PT Indorasa Utama dengan With Us Co.,LTD untuk produk keripik singkong dengan potensi nilai transaksi USD 2 juta.

PT Seed Origin International dan Wellygo Inc untuk produk ubi olahan (frozen dried sweet potato stick/frozen sweet potato paste) dengan potensi nilai transaksi sebesar USD 3 juta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini