Kepenuhan, 5 Ribu Narapidana Bakal Dibebaskan

Baca Juga

MATA INDONESIA, QUITO – Demi mengurangi kepadatan di penjara, Presiden Ekuador, Guillermo Lasso mengumumkan akan memberikan ampunan kepada 5 ribu narapidana.

Pada awal Oktober tahun lalu, Ekuador memberikan amnesti kepada sekitar 2 ribu narapaidana demi mengurangi kepadatan di seluruh penjara di negara tersebut dan meminimalisir bentrokkan antargeng yang menewaskan ratusan jiwa.

Berdasarkan laporan terbaru, sebanyak 118 narapidana meninggal dunia dan 79 narapidana lainnya mengalami luka dalam kerusuhan di penjara yang pecah sejak awal pekan di bulan Oktober.

“Saya berharap setidaknya 5 ribu orang yang dirampas kebebasannya akan dibebaskan,” kata Presiden Guillermo Lasso kepada wartawan, melansir Barrons.

“Keputusan ini bertujuan untuk mengakhiri kepadatan pada akhir tahun dan dengan demikian memiliki lingkungan yang jauh lebih baik untuk keamanan dan untuk rehabilitasi sosial di dalam penjara,” sambungnya.

Sekitar 65 penjara di Ekuador memiliki kapasitas untuk menampung sebanyak 30 ribu narapidana. Namun, faktanya penjara tersebut dihuni oleh sekitar 39 ribu narapidana atau setara dengan 30 persen kepadatan.

Lebih dari 320 narapidana tewas selama tahun 2021 dalam gelombang kekerasan yang dipersalahkan pada pertempuran antara kelompok obat bius yang bersaing di Ekuador, yang terletak di antara produsen kokain terbesar di dunia, Kolombia dan Peru.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini