Kena Serangan Artileri Ukraina, Rusia Terapkan Keadaan Darurat di 2 Desa

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Sebuah peluru artileri yang ditembakkan dari Ukraina menghancurkan sebagian rumah pribadi warga sipil di wilayah Belgorod, Rusia (23/3). Akibatnya, beberapa warga dilaporkan terluka.

Menyusul insiden tersebut, keadaan pun darurat diumumkan di dua desa yang terletak di dekat perbatasan Rusia-Ukraina, yakni Zhuravlyovka dan Nekhoteyevka, kata gubernur Vyacheslav Gladkov, dalam sebuah unggahan di Telegram.

“Ada keadaan darurat – sebuah peluru artileri ditembakkan dari Ukraina ke arah kami. Peluru itu meledak di desa. Ada korban. Oleh karena itu, demi keselamatan penduduk Zhuravlyovka dan Nekhoteyevka, administrasi wilayah Belgorod memberlakukan keadaan darurat di dua desa ini,” kata Gladkov.

Pada 24 Februari, dua orang dewasa dan seorang anak berusia 6 tahun dilaporkan terluka oleh penembakan yang berasal dari Ukraina dan beberapa rumah serta satu mobil rusak di Belgorod.

Kemudian pada 27 Februari, dua rudal yang ditembakkan dari peluncur ganda Uragan mendarat di lapangan dekat desa Nekhoteyevka tetapi tidak menimbulkan korban atau kerusakan. Komite Investigasi Rusia membuka kasus pidana terpisah setelah semua insiden tersebut.

Secara terpisah, Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev, mengatakan nasionalis Ukraina menembak ambulans di kota Sumy tanpa alasan yang jelas, menewaskan empat pekerja medis yang sedang dalam perjalanan untuk memberikan bantuan mendesak kepada warga sipil yang terluka.

“Di kota Kharkiv, beberapa penduduk berusaha meninggalkan ruang bawah tanah tempat mereka berlindung untuk mencari makanan dan air, dan untuk dugaan ‘kebebasan’ ini, mereka ditembak oleh fanatik nasionalis tepat di halaman rumah mereka,” tambah Mizintsev.

Kepala militer itu juga melaporkan bahwa pada 23 Maret, Rusia membuka koridor kemanusiaan di arah Kiev, Chernihiv, Sumy, dan Kharkiv: satu koridor kemanusiaan ke Rusia dan satu ke wilayah yang dikendalikan oleh otoritas Ukraina.

Menurut Mizintsev, Rusia menyetujui semua kondisi Ukraina mengenai masalah kemanusiaan, tetapi Kiev tidak menyetujui koridor kemanusiaan mana pun, melansir Anadolu Agency.

Angkatan Bersenjata Rusia mengevakuasi hampir 18.000 orang selama satu hari terakhir, termasuk lebih dari 3.700 anak-anak, kata Mizintsev. Di antara mereka, sebanyak 8.487 orang dievakuasi dari kota Mariupol yang terkepung, termasuk 26 warga Vietnam dan Yordania.

Perang Rusia-Ukraina, yang pecah pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional. Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Inggris balas menyerang dengan menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.

Setidaknya 977 warga sipil dilaporkan tewas selama perang dan 1.594 terluka, menurut perkiraan PBB. Lebih dari 3,6 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, menurut badan pengungsi PBB.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Berikan Paket Stimulus Demi Jaga Daya Beli Masyarakat TerdampakPenyesuaian PPN 1%

Oleh : Rivka Mayangsari*) Perekonomian global dan domestik yang terus menghadapi ketidakpastian menuntut kebijakan yang cerdas dan tepat sasaran untuk menjaga daya...
- Advertisement -

Baca berita yang ini