MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski dalam Pandemi Covid19 membekap hampir seluruh negara dunia, namun Indonesia masih bisa mengelola APBN di tahun 2020 sehingga ada alokasi untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sudah direalisasikan lebih dari 83 persen.
Hal itu diungkapkan staf khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, yang menyebut angka sebesar itu per 23 Desember 2020 sebagai hasil yang cukup bagus.
“Tentu saja ini memuaskan di tengah skeptisisme. Tak hanya cepat, tapi tepat. Itu prinsip yg harus dijaga. Presiden @jokowi sdh memerintahkan stimulus utk rakyat dilanjutkan,” begitu pernyataan tertulis Yustinus, Kamis 7 Januari 2021.
Namun, pakar perpajakan tersebut tidak mengungkapkan pada angka berapa ekonomi Indonesia akan tumbuh tahun ini.
Dia hanya menyatakan tekanan ekonomi dan fiskal yang dialami Indonesia relatif lebih rendah sehingga kita harus bersyukur kepada Tuhan karenanya.
Yustinus juga menggambarkan bahwa APBN 2020 yang disusun sudah mulai menunjukkan hasil untuk melalui Pandemi Covid19.
Itu adalah hasil refokusing dan realokasi anggaran APBN sehingga anggaran #PEN tersedia. Realisasi belanja mencapai Rp 2.589,9 T atau 94,6 persen yang berarti tumbuh 12,2 persen.
Pembiayaan untuk mendukung defisit dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan terukur, hasil sinergi dengan Bank Indonesia dengan skema “burden sharing.”
Hal itu membuat beban menjadi ringan dan langkah penanganan ekonomi pandemi lebih mantap. Alokasi untuk publik terjaga dengan cukup baik.