MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah tengah berupaya mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Untuk pengembangan tersebut, rencananya wilayah kerja panas bumi di Gunung Tampomas, Jawa Barat akan mulai dibor tahun ini.
Menurut Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris, pengeboran dan pengembangan PLTP ini adalah bagian dari upaya mendorong Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
“Pemilihan lokasi program eksplorasi panas bumi oleh pemerintah di wilayah Gunung Tampomas tersebut berdasarkan rangking yang telah ditetapkan oleh Badan Geologi dan surat permohonan Bupati Sumedang kepada Menteri ESDM,” kata Harris dalam keterangan resmi, Jumat 5 Maret 2021.
Ia menjelaskan, pengeboran Tampomas akan berjalan selama dua tahun. Kegiatan juga meliputi sosialisasi, koordinasi hingga pengurusan perizinan seperti Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Surat Izin Pengusahaan Air Tanah (SIPA), izin lokasi, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil studi Badan Geologi, sambungnya, wilayah Gunung Tampomas memiliki sumber daya panas bumi sebesar 100 megawatt (MW) dengan rencana pengembangan sebesar 55 MW.
“Milestone pelaksanaan eksplorasi panas bumi oleh pemerintah akan dimulai tahun ini hingga 2025,” ujarnya.
Sementara itu, program eksplorasi panas bumi bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya panas bumi sehingga mengurangi risiko kegagalan para pengembang. Ia mengatakan panas bumi diharapkan dapat menyumbangkan 7.241,5 MW kapasitas terpasang di 2025.
Saat ini, jumlah kapasitas terpasang baru mencapai 2.130,7 MW dari 4.793 MW. Tercatat, Jawa Barat menyumbang kapasitas terpasang paling besar yakni 1.193,8 MW.
Keberadaan pembangkit listrik ini mampu menyerap banyak tenaga kerja hingga 400 orang setiap unitnya. Mulai dari proses buka lahan, eksplorasi sampai eksploitasi, dan pengembangan.