Kembali Bertingkah, Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Korea Utara meluncurkan setidaknya dua proyektil yang dicurigai Jepang sebagai rudal balistik pada Kamis (25/3). Kata pejabat di Korea Selatan, Tokyo, dan Amerika Serikat.

Sebagai catatan, rudal balistik Korea Utara sejatinya dilarang berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB dan jika peluncurannya dikonfirmasi, maka itu akan menjadi tantangan baru bagi upaya Presiden AS, Joe Biden untuk terlibat dengan Pyongyang.

Kepala Staf Gabungan (JCS) melaporkan setidaknya dua proyektil tak dikenal diluncurkan ke laut di pantai timur Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara.

“Badan intelijen Korea Selatan dan AS sedang menganalisis data peluncuran tersebut untuk mendapatkan informasi tambahan,” kata JCS dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters, Kamis, 25 Maret 2021.

Gedung Biru Kepresidenan Korea Selatan akan mengadakan pertemuan darurat dewan keamanan nasional untuk membahas peluncuran tersebut.

Pejabat AS mengonfirmasi bahwa Korea Utara melakukan peluncuran proyektil baru, tanpa memberikan rincian tentang jumlah atau jenis proyektil yang terdeteksi.

Adapun Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga mengatakan proyektil itu adalah dua rudal balistik, yang jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

Suga mengatakan dia akan membahas secara menyeluruh masalah Korea Utara termasuk peluncurannya dengan Biden selama kunjungannya bulan depan.

Selama akhir pekan Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah jarak pendek, kata pejabat AS dan Korea Selatan. Namun, Presiden Joe Biden meremehkan aktivitas Pyongyang tersebut dan mengatakan tidak ada perubahan signifikan.

Uji coba rudal balistik akan menjadi langkah maju dari uji coba akhir pekan, dan memungkinkan Korea Utara untuk meningkatkan teknologinya.

Aktivitas Pyongyang ini merupakan respons atas latihan latihan militer AS-Korea Selatan, sekaligus memberi sinyal kepada Paman Sam bahwa mereka sedang meningkatkan persenjataannya, kata Vipin Narang, pakar urusan nuklir di Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat.

“Setiap hari yang berlalu tanpa kesepakatan yang mencoba untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh persenjataan nuklir dan rudal Korea Utara adalah hari yang semakin besar dan semakin buruk,” kata Vipin Narang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini