Gunung Merapi Masih Belum Ramah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pada Kamis 25 Februari 2021 sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Merapi tecatat lima kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 700 meter ke arah barat daya.

Ini menunjukkan, gunung yang berada di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu belum ramah karena aktivitasnya yang tinggi.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, selama periode itu juga terjadi 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-24 milimeter selama 8-125 detik.

Selain itu terjadi juga satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 milimeter yang berlangsung selama 45 detik.

Lalu, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah. Cuaca di gunung tersebut berawan, mendung, dan hujan.

Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara dengan suhu udara 14-21 derajat Celsius, kelembaban udara 59-95 persen dan tekanan udara 568-708 mmHg.

Sebelumnya, pada periode pengamatan Rabu 24 Maret 2021 malam antara pukul 18.00 hingga 24.00 WIB, Merapi mengalami dua kali guguran lava pijar dengan jarak maksimum 700 meter ke arah barat daya.

Sebagai informasi, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini