MINEWS, JAKARTA – Musim kemarau membawa dampak yang buruk di sejumlah wilayah. Terbaru, BNPB mencatat lebih dari 1.900 desa di 79 kabupaten dan 7 provinsi di Indonesia dilaporkan mengalami kekeringan parah.
Kepala BNPB Doni Monardo menyebut, Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi paling banyak terdampak kekeringan, yakni mencapai 851 desa, disusul Jawa Timur 566 desa, NTB 302 desa, Jawa Tengah 17 desa, Yogyakarta 78 desa, Jawa Barat 42 desa dan Bali 25 desa.
Beberapa strategi mengatasi kekeringan tersebut sudah disiapkan BNPB, di antaranya melakukan penanganan dengan cara menyediakan suplai air bersih yang menjadi kebutuhan warga.
Selain itu, kata Doni, langkah konkret lainnya yang dilakukan BNPB seperti menambah mobil tangki, hidran umum dan sumur bor.
Yang terbaru, BNPB mendukung penuh adanya operasi hujan buatan. Hujan buatan itu tentu saja diharapakan bisa menjadi solusi alternatif penyediaan air dan pembasahan lahan yang kering selama kemarau.
Menghadapi kemarau kali ini, Doni mengaku pihaknya sudah mengajukan strategi penanganan jangka menengah sampai panjang, yang harus dilakukan dengan sinergi sejumlah pihak-pihak terkait.
Strategi tersebut antara lain revitalisasi dan reforestasi daerah aliran sungai serta danau, embung dan sumur bor permanen, pembuatan waduk hingga pengendalian pemanfaatan air tanah.