Kejam, Tentara Israel Tembak Mati 2 Perempuan Palestina

Baca Juga

MATA INDONESIA, RAMALLAH – Pasukan Israel menembak mati dua perempuan Palestina. Peristiwa ini merupakan respons atas seruan Perdana Menteri Naftali Bennett untuk melakukan tindakan ofensif.

Korban pertama adalah seorang perempuan berusia 45 tahun dan tak bersenjata di kota Husan, sebelah barat Betlehem di bagian selatan Tepi Barat. Saksi mata mengatakan bahwa tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk timur Husan menembak Ghadeer Sabatin – seorang janda dan ibu dari enam anak.

Sabatin dilaporkan menyeberang jalan setelah salah satu personel tentara memintanya untuk berhenti. Tapi salah satu tentara justru menembaknya dua kali, meskipun perempuan malang itu tidak menimbulkan bahaya bagi mereka.

Namun, berdasarkan penuturan tentara Israel, Sabatin mencoba mendekati tentara dengan cara yang mencurigakan. Kemudian dikonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Sabatin tidak bersenjata.

Beberapa sumber Palestina mengatakan bahwa Sabatin – yang kehilangan salah satu matanya beberapa tahun lalu dan penglihatannya memburuk, dibunuh pasukan pendudukan Israel saat dalam perjalanan mengunjungi salah satu rumah kerabatnya di Husan.

Para warga Palestina yang berada di sekitar lokasi kejadian tidak diizinkan membawa Sabatin ke rumah sakit karena pasukan Israel melarang mereka mendekati tubuhnya. Sabatin pun menghembuskan nafas terakhir akibat kehabisan darah.

Korban kedua dibunuh oleh tentara Israel di kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki. Perempuan yang tidak disebutkan namanya itu ditembak di sebelah Masjid Ibrahimi setelah diduga menikam seorang petugas polisi Israel di salah satu pos pemeriksaan di kota tua kota itu.

Episode terbaru kekerasan Israel selama bulan suci Ramadan ini telah meningkatkan ketegangan dan memicu reaksi marah dari para pemimpin politik Palestina.

Seorang juru bicara Otoritas Palestina menuduh pemerintah Bennett menggunakan darah Palestina untuk mendapatkan dukungan dari para ekstremis atas pemerintahannya yang terdegradasi dan terancam runtuh.

Juru bicara otoritas Palestina, Ibrahim Melhem mengatakan bahwa pembunuhan Sabatin adalah pembunuhan terencana yang mencerminkan kultus pembunuhan yang melekat pada tentara pendudukan, dan atas perintah Naftali Bennett, yang mengizinkan pembunuhan warga Palestina hanya karena kecurigaan.

“Apakah Bennett berpikir dia memerangi Rusia untuk beralih ke doktrin ofensif? Dia menyerang rakyat Palestina yang tak berdaya?” kata Ibrahim Melhem, melansir Arab News, Senin, 11 April 2022.

“Kapan tentara Israel tidak ditunjukkan dalam posisi menyerang Palestina? Apakah orang Palestina yang menduduki tanahnya, atau Israel yang menempati tanah orang Palestina?” sambungnya.

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayieh mengutuk kejahatan keji yang dilakukan oleh IDF di Betlehem dan meminta pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas konsekuensinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini