MATA INDONESIA, BEIJING – Pejabat Cina menayangkan video pria Uighur bertubuh kurus dan berkepala gundul. Dalam video tersebut, pria yang diketahui bernama Erkin Tursun itu mengenakan seragam kebesaran dan berbicara langsung ke kamera.
“Saya akan mencoba yang terbaik untuk mengubah diri saya dan menerima keringanan dari partai dan pemerintah,” kata Erkin Tursun, mantan produser TV yang, kata para pejabat, menjalani hukuman 20 tahun di Xinjiang atas tuduhan menghasut kebencian etnis, diskriminasi etnis, dan menutupi kejahatan.
Tursun mengalami transformasi besar sejak ditangkap tahun 2018. Tursun hanya salah satu dari sekian banyak Muslim Uighur yang memohon kepada kerabat di luar negeri untuk berhenti menentang Cina dan Partai Komunis yang berkuasa.
Konferensi yang dilakukan oleh Tursun merupakan kampanye Beijing untuk mempertahankan kebijakan Xinjiang di tengah meningkatknya kritik Barat, termasuk sanksi AS dan tuduhan genosida.
Bulan lalu Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, dan Kanada menjatuhkan sanksi kepada pejabat Cina atas pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Beijing memberikan sanksi balasan dengan memboikot merek besar seperti H&M di Cina.
Kampanye propaganda Beijing telah berulang kali mencakup upaya untuk mendiskreditkan warga Uighur di luar negeri yang berbicara kepada media. Cina juga rajin mengadakan acara pers di luar negeri, termasuk di Canberra, merilis film documenter dan mengundang negara sahabat, seperti Iran, Malaysia , dan Rusia untuk mengunjungi Xinjiang.
Pejabat di Kementerian Luar Negeri Cina dan pemerintah Xinjiang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan upaya untuk melawan kebohongan dan fitnah yang dikeluarkan oleh jaringan pasukan anti-Cina di luar negeri.
Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan setidaknya 1 juta Muslim Uighur ditahan di pusat penahanan di wilayah Xinjiang, barat laut Cina. AS pada Januari bahwa Cina telah melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menindas Muslim Uighur.
Namun, Cina membantah tuduhan pelanggaran di Xinjiang dan menegaskan bahwa kamp ataupun kompleks yang dididirikan di wilayah Xinjiang merupakan tempat pelatihan kejuruan untuk membantu membasmi ekstremisme dan gerakan separatisme Islam.
Sementara juru bicara Kedutaan Cina mengatakan, Muslim Uighur yang telah mengadakan protes rutin di dekat tempat diplomatik Cina di Turki dalam beberapa bulan terakhir berusaha menipu warga dan pemerintah Turki serta merusak hubungan kedua negara.