MATA INDONESIA, MOSKOW – Uni Eropa (UE) mengatakan kebocoran di dua pipa gas utama Rusia ke Eropa disebabkan oleh sabotase. Namun pihak UE tidak langsung menuduh Rusia.
Sebelumnya Ukraina juga mengemukakan tuduhan bahwa Rusia telah melakukan serangan teroris. Selain itu, UE juga pernah menuduh Rusia menggunakan pasokan gas dan jalur Nord Stream sebagai senjata melawan barat.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan dia pikir kebocoran tersebut tidak akan berdampak signifikan pada ketahanan energi Eropa. Tidak ada pipa yang mengangkut gas saat ini, meskipun keduanya mengandung gas.
Blinken tidak secara lanhsung menuduh Rusia, tetapi mengatakan “tidak ada kepentingan siapapun” jika hal itu dilakukan dengan sengaja.
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, menggemakan pesan Ms.von den Leyen. Melansir dari Reuters, ia mengatakan”Tindakan sabotase Nord Stream tampaknya merupakan upaya untuk semakin mengacaukan pasokan energi ke UE.
Menteri energi Denmark, Dan Jorgensen, mengatakan kebocoran itu kemungkinan akan berlangsung setidaknya selama seminggu, sampai gas yang keluar dari pipa habis. Selanjutnya investigasi akan dimulai setelah itu.
Operator Nord Stream 2 memperingatkan hilangnya tekanan pada pipa pada Senin sore, 26 September 2022. Itu menyebabkan pihak berwenang Denmark mengatakan kapal harus menghindari daerah dekat pulau Bornholm.
Kemudian pada hari Selasa, 27 September 2022, operator Nord Stream 1 mengatakan jalur bawah laut secara bersamaan mengalami kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pipa Nord Stream 1 – yang terdiri dari dua cabang paralel – belum mengangkut gas apa pun sejak Agustus ketika Rusia menutupnya. UE mengatakan sedang mencoba untuk mempersenjatai pasokan gas Eropa.