Kebijakan Stabilisasi Harga Mampu Jaga Inflasi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbagai kebijakan pemerintah termasuk terkait stabilisasi harga dan bantuan subsidi akan mampu menjaga daya beli masyarakat dan inflasi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah telah menambah alokasi subsidi dan kompensasi dalam APBN 2022. ”Tingkat inflasi domestik terus terjaga, sehingga mampu menjaga daya beli masyarakat,” ujar Febrio, Jumat 3 Juni 2022.

Menurutnya langkah ini sangat penting untuk memastikan tren pemulihan ekonomi Indonesia. Yang sekarang masih berada dalam tahap awal terus berlanjut. Adapun laju inflasi pada Mei 2022, melanjutkan tren peningkatan sebesar 3,55 persen dari April sebesar 3,47 persen. Dan merupakan yang tertinggi sejak Desember 2017.

”Itu pengaruh tekanan harga komoditas global. Dan dampak dari kenaikan permintaan Lebaran,” katanya.

Febrio menyebut, inflasi yang secara bulan ke bulan tercatat menurun ke level 0,4 persen dari April 2022 sebesar 0,95 persen. Dengan komoditas pangan sebagai kontribusi terbesar. Kemudian inflasi inti yang turun tipis menjadi 2,58 persen (yoy) dari April 2022 sebesar 2,6 persen. Hal ini karena daya beli masyarakat yang semakin pulih di tengah dampak kenaikan harga komoditas global.

Secara rinci, terdapat peningkatan inflasi pada komoditas jasa seperti rekreasi dan jasa restoran. Komoditas pangan juga mengalami kenaikan seperti, ikan segar dan roti manis.

Dari sisi lain, terdapat perlambatan inflasi sandang dan perawatan pribadi. Seiring normalisasi permintaan setelah Lebaran. Inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food pun kembali meningkat mencapai 6,05 persen (yoy) dari April 2022 sebesar 5,48 persen.

Adapun beberapa komoditas yang meningkat antara lain telur dan daging ayam ras yang naik karena adanya peningkatan harga pakan serta bawang merah akibat minimnya pasokan dari sentra produksi.

Dari sisi lain, kebijakan pelarangan ekspor CPO didukung dengan pengawasan distribusi yang semakin baik mampu mendorong penurunan harga minyak goreng.

Febrio mengingatkan Indonesia perlu mewaspadai faktor musim kemarau basah yang mendorong penurunan produktivitas aneka cabai dan kenaikan harga pupuk. Hal itu dapat mendorong naiknya harga bahan pangan umum seiring pembatasan ekspor pangan dan pupuk di 10 negara.

“Inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered price pada Mei 2022 bergerak stabil angka 4,83 persen (yoy),” kata Febrio.

Inflasi tertinggi berasal dari tarif angkutan udara seiring momentum arus balik Lebaran dan hari libur. Selain karena peningkatan permintaan, kenaikan tarif juga karena pengaruh penyesuaian akibat kenaikan biaya produksi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Optimalkan Ekspor UMKM sebagai Katalis Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Negara

Oleh: Nazar Abdullah* UMKM merupakan pilar utama perekonomian Indonesia. Lebih dari 65 juta pelaku UMKM di tanah air berkontribusi terhadap...
- Advertisement -

Baca berita yang ini