MATA INDONESIA, JAKARTA-Langkah pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi pada situasi pandemi saat ini, dengan menerapkan kebijakan ekonomi Indonesia yang thinking beyond the curve. Mendapat apresiasi dari Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Kuncoro.
“Pemerintah tidak buru-buru melakukan pengetatan, tetapi lebih memilih skema work from home. Operasi dari bidang non-esensial dikurangi dan diberlakukannya industri kesehatan inklusif,” ujar Ari Kuncoro dalam keterangan tertulisnya.
Ari Kuncoro menambahkan dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi diperlukan sinyal yang penting karena pelaku usaha sudah berkembang.
Pada saat negara lain menerapkan lockdown, Indonesia memilih skema Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga masyarakat dapat melakukan penyesuaian tanpa menutup jalur logistik, sehingga pertumbuhan ekonomi dan rupiah stabil.
Oleh karena itu, kata dia, kunci dari kestabilan rupiah tidak hanya pada manajemen devisa, tetapi juga bagaimana kebijakan dirancang.
Menurut dia, harus ada iklim usaha yang bagus untuk memulihkan ekonomi Indonesia. UU Cipta Kerja disiapkan agar investasi bersifat thinking beyond the curve.
Selain itu, pembuatan kebijakan harus memperhatikan inovasi kebijakan. Meskipun potensi ekonomi dapat tumbuh lebih dari lima persen, sistem regulasi harus memudahkan untuk berpikir out of the box.
Selain itu, G20 dapat menjadi posisi tawar bagi Indonesia. Indonesia dapat menyuplai tenaga kerja serta menjadikan beberapa wilayah sebagai lokasi pabrik bagi negara-negara yang berkonflik.
Ini adalah kesempatan Indonesia untuk mengenalkan Indonesia ke rantai pasokan Internasional. Di tengah krisis kesehatan yang sedang berlangsung, menurut dia, Presidensi G20 2022 dapat menjadi momentum yang tepat untuk Pemerintah Indonesia mengatur ulang agenda pembangunan jangka Panjang.